Amaris Cilegon Berbagi

KORANBANTEN.com – Donor darah merupakan hal yang penting untuk dilakukan, karena dapat membantu sesama, juga menyelamatkan jutaan nyawa manusia.

Hal tersebut lah yang menjadi alasan sehingga manajemen Hotel Amaris Cilegon memutuskan untuk melakukan kegiatan donor darah, yang dilaksanakan setiap empat bulan sekali. Kegiatan kali ini mengambil tema “Berbagi Dalam Kebersamaan” dan turut menggandeng PMI Kota Cilegon serta Yayasan Peduli Kanker Indonesia (YPKI).

Bacaan Lainnya

Dikatakan, HRD dari Hotel Amaris Cilegon Naba Farhanyakub, tujuan utama kegiatan sosial ini, untuk meningkatkan kesadaran pentingnya peduli terhadap sesama.

Selain itu dijelaskan Naba, kegiatan ini juga digelar untuk membantu Palang Merah Indonesia agar dapat lebih banyak stok darah dan mendorong gaya hidup sehat. “Mendonorkan darah secara teratur itu penting karena membuat pendonor menjadi lebih sehat,” ungkapnya.

Lanjutnya, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian manajemen Amaris terhadap orang-orang yang memang membutuhkan donor darah.

Senada  dikatakan Raflesani, Koordinator PMI Kota Cilegon, menurutnya donor darah adalah gaya hidup sehat, PMI juga menghimbau untuk selalu melakukan sosialisasi kegiatan donor darah. Program 2016 awal sudah menargetkan untuk melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah dan universitas yang berada di sekitar Kota Cillegon dan Serang.

“Pada umur 17 sudah bisa mendonorkan darahnya untuk yang membutuhkan oleh karena itu target PMI adalah melakukan sosialisasi pada usia dini agar rutin melakukan donor darah,” terangnya.

Sementara  Konsultan YPKI Sri Sujianto dalam paparanya menjelaskan bahwa,  salah satu penyebab terjadinya penyakit kanker serviks mulai dari gaya hidup, untuk mencegahnya dengan cara melakukan pola hidup sehat. Setiap manusia memiliki bibit sel kanker apabila pola hidup tidak sehat berpotensi virus untuk terus berkembang melalui asupan yang kurang sehat.

Ditambahkan Sri, mendeteksi kanker sejak dini, dan memeriksa Inspeksi Visual dengan Asam asetat (IVA), dimaksudkan untuk  mendeteksi mulut rahim bukan test kanker. “Test ini untuk mendeteksi sejak dini apakah ada jamur di bagian alat vital pada perempuan,” ujarnya.

Lebih jauh Sri menerangkan, proses dari penyakit kanker serviks terbilang cukup lama membutuhkan waktu 15-25 tahun, ada salah satu pasien datang mengecek tentang IVA ternyata sudah stadium lanjut. “Kanker tidak ada rasanya. Ada beberapa syarat yang harus dilaksanakan untuk program IVA sendiri antara lain, Pertama harus wanita tulen (yang memiliki rahim), wajib memeriksa minimal satu tahun sekali untuk memastikan apakah ada jamur atau ada keluan yang lain. Kedua tidak sedang hamil atau menstruasi agar hasil yang didapatkan akurat, setelah masa haid selesai lebih dari 3 hari diperbolehkan untuk memeriksa peradangan dimulut rahim,” paparnya.

Lebih lanjut ditegaskan Sri, dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat maupun swasta untuk bahu membahu memerangi penyakit kanker ini. Meminimalisir atau mendetksi dini penyakit Kanker Serviks, bebas dari penyakit kanker serviks melalui test IVA. “Program kampanye dari IVA sendiri sudah dimulai dari bulan agustus 2016 untuk wilayah Banten, berbeda dengan wilayah di Jabodetabek sudah ada mulai dari tahun 2009,” pungkas nya.(Wisnu).

Pos terkait