Ayah Korban Hercules Jatuh: Anak Saya Bilang Mau Pulang…

KORANBANTEN.com – Salah satu korban meninggal dalam insiden jatuhnya Hercules C-130 A-1334 milik TNI Angkatan Udara di Wamena, Papua, berasal Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Korban adalah Pelda Agung Sugihantono, 39 tahun, yang beralamat di Jalan Widodo, Kelurahan Mranggen, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan.

Ayah korban, Sumiran, Minggu malam, 18 Desember 2016, mengatakan kabar anak anak bungsunya meninggal tersebut diperoleh dari menantunya yang juga anggota TNI AU. “Tadi dikabari menantu yang juga anggota TNI AU. Katanya, pesawat yang ditumpangi Agung mengalami kecelakaan dan semua crew-nya meninggal,” kata Sumiran di Magetan.

Bacaan Lainnya

Menurut kakek 76 tahun ini, kabar jatuhnya Hercules pada Minggu pagi itu membuat keluarga Agung sedih. Apalagi, sehari sebelumnya, korban sempat menelepon keluarganya di Magetan. Dalam telepon tersebut dikatakan akan pulang ke Maospati untuk berlibur.

“Ia (Agung Sugihantono) bilang kalau mau pulang untuk mengantar anak-anaknya menghabiskan masa liburan sekolah di Magetan,” kata Sumiran, yang berharap jenazah anaknya dibawa ke kampung halamannya untuk dimakamkan. Sesuai rencana, jenazah Agung akan dikirim dari Lanud Abdul Rahman Saleh Malang pada Senin pagi ini dan langsung dimakamkan.

Hercules C-130 yang membawa 12 kru termasuk pilot jatuh saat penerbangan dari Timika-menuju Wamena pada Minggu, 18 Desember 2016 sekitar pukul 06.05 WIT dan rencana tiba 06.13 WIT. Misi penerbangan adalah dalam rangka peningkatan kompetensi dari co-pilot menjadi kapten pilot.

Sebelum jatuh, pesawat sempat kontak dengan tower Bandara Wamena terkahir pukul 06.02 WIT. Pada pukul 06.08 WIT, pesawat ini dapat dilihat dari tower Wamena ketika akan mendarat. Tapi, semenit kemudian hilang kontak dengan tower.

Hendri Yuli Hartono, kakak Agung, mengungkapkan pihak keluarga telah ikhlas menerima musibah tersebut. Agung, Hendri melanjutkan, meninggalkan istri bernama Linda Lidya, 39 tahun dan dua anak. Anam pertama duduk di bangkus kelas 3 Sekolah Menengah Pertama dan anak kedua baru kelas 3 Sekolah Dasar. @DF

Pos terkait