Kiat Sederhana Menanamkan Nilai Keislaman kepada Anak di Tengah Modernisasi

KORANBANTEN.com – Kecemasan mungkin melanda banyak orangtua pada era modern sekarang ini. Tentang sulitnya mendidik anak dengan tetap menenamkan nilai Islam, namun tidak mengurung mereka dari dunia luar yang sarat dengan kehidupan modernisasi.

Entrepreneur muda, Muhammad Assad adalah generasi yang tumbuh di era modern namun tidak terbawa arus moderninsasi. Ia tetap berdiri kokoh dengan nilai-nilai Islam yang dianut namun tidak tersisih dari kehidupan globalisasi.

Bacaan Lainnya

Pria satu anak ini sadar semakin ke depan mungkin arus modernisasi akan semakin deras. Di mana agama bukan lagi menjadi prioritas dan pegangan banyak orang. Liberalisme semakin gencar, kebebasan dan persamaan hak menjadi nilai utama.

“Dalam mendidik anak, saya dan istri menerapkan dua hal dasar. Pertama, anak harus dikenalkan dengan tauhid, yaitu mengenal Allah sang penciptanya,” ucap Assad

Caranya gimana? Sambungnya, gampang. Saat kita salat, ajak dia salat. Anak-anak umur satu tahun sangat suka mencontoh, dia pasti mengikuti gerakan orangtuanya salat. Walau anak belum paham, terpenting berdiri bareng, kemudian lari-larian, itu enggak apa-apa. Saat salat juga bisa digendong.

“Jadi anak-anak tahu rutinitas orangtua lima kali dalam sehari melakukan salat. Terkadang, kalau sedang ngaji anak saya pangku. Itu adalah hal yang paling simple bagaimana kita mengenalkan ketuhanan kepada anak,” lanjut pria 29 tahun ini.

Untuk kehidupan yang modern tentu kita tidak bisa menghindar. Apalagi anak sekarang semua pegang gadget. Di situ banyak sekali hal-hal yang bertentangan dengan Islam. Tetapi, sebagai orangtua kita bisa memberikan contoh.

“Tidak ada nasihat yang lebih baik selain dari sikap yang kita tunjukkan. Makanya, sekarang saya dan istri mulai untuk tidak banyak pegang gadget kalau anak tidak ingin main gadget,” tutur Assad lagi.

Begitu pula dalam hal lain. Kalau anak ingin berkata lembut maka orangtua tidak berkata kasar. Kita ingin anak akhlaknya baik, maka orangtua juga harus mencontohkan akhlak yang baik. Itu dengan sendirinya akan berpikir ketika akan berbuat sesuatu yang tidak baik, dia mengingat orangtuanya tidak seperti itu. @DF

Pos terkait