Makan Bajamba, Syarat Akan Nilai Islam

KORANBANTEN.com – Salah satu rangkaian kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) di Padang yaitu Familiarzation Trip (famtrip) Fam Trip yang diikuti 50 orang wartawan dari berbagai provinsi ini merupakan bagian dari memperkenalkan promosi wisata Sumatera Barat.

Hari ini (Selasa,6/2) para peserta berkunjung ke Istana Basa Pagaruyung yang berada di Kecamatan Tanah Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar. Sebelum menelusuri Istana Basa Pagaruyung, para peserta famtrip mendapat jamuan makan bersama yang disebut makan Bajamba di Balairung Bodi Chaniago.

Bacaan Lainnya

Menurut Mohd. Syarkasi guide dari Degta Tour, makan Bajamba merupakan tradisi makan masyarakat Minangkabau. “Makan bajamba ini selain menjaga kebersamaan juga memiliki nilai-nilai Islam,” terangnya.

Menilik sejarah tradisi Makan Bajamba berasal dari Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat sejak abad ke-7, tepatnya ketika awal masuknya Islam ke Minangkabau. Karena itulah, tradisi ini juga berkaitan dengan ajaran Islam.

Sebelum makan bersama dilakukan, akan ada prosesi balas pantun antara si ale (tuan rumah) dan si tamu dan melakukan kesepakatan.

Makan Bajamba bisa diikuti puluhan hingga ribuan orang sekaligus. Mereka nantinya dibagi dalam beberapa kelompok.

Aturan dalam prosesi makan Bajamba yaitu seseorang hanya boleh mengambil apa yang ada di hadapannya, duduk bersila untuk pria dan duduk bersimpuh untuk wanita. Saat makan, ketika tangan kanan menyuap nasi tangan kiri harus sudah ada dibawahnya guna menghindari tercecernya nasi ke dalam piring. (KIKI)

Pos terkait