Minimnya Fasilitas Hiburan di Kota Serang

koranbanten.com – Mengembangkan perusahaan dan pendidikan mandiri adalah hal yang senantiasa diterapkan oleh Johni Wijayakusuma, Pemilik Hotel Grand Krakatu-Serang. Menurutnya, seorang anak mesti mampu berdiri sendiri dan mandiri. Penerapan pendidikan tersebut telah ia realisasikan kepada dua anaknya, Clara dan Setiawan.

Clara, gadis cantik bertubuh semampai ini dipercayai papihnya untuk meng­-handle hotel. Sedangkan anak keduanya, Setiawan dipercaya papihnya untuk menangani karaoke. “Anak-anak zaman sekarang memang harus begitu, memiliki kesibukan yang positif yang juga menunjang kehidupannya di masa depan,” papar Johni.

Bacaan Lainnya

Johni pun mengatakan, dia dengan kedua anaknya “kompak” bersinergis untuk terus mengembangkan usaha di bidang penginapan dan hiburan (karaoke-red). “Kami sayang sama papih, makanya kami bantu dan terus dukung papih,” ujar Clara.

Menyoal pariwisata dan wahana hiburan di Banten, khususnya di Serang, Johni menilai masih minimnya fasilitas hiburan membuat orang-orang di Serang “bingung” untuk mencari fasilitas hiburan. Pemerintah seringkali salah paham dalam menilai fasilitas dan wahana hiburan. “Memang kehidupan orang Asia itu tidak lepas dari hiburan. Kok, fasilitas hiburan itu seolah-olah seperti sarang nyamuk,” ujar Johni.

Johni pun menilai seringkali pemerintah salah sasaran. Fasilitas hiburan kerap dinilai sebagai tempat peredaran dan transaksi narkoba, “Bukan fasilitasnya yang diberangus, tetapi para oknumnya,” tambah Johni. Ia juga mencontohkan lapangan futsal sebagai wahana olahraga, semestinya pemerintah membantu. Sehingga masyarakat yang ingin berolahraga tidak harus dikenakan biaya pajak. Ia berharap pariwisata dan fasilitas hiburan di Banten bisa berkembang ke arah positif. @Tresna/Dhea

Pos terkait