Ribut-Ribut Hilangnya Hasil TPF Munir, SBY: Bernuasa Politik

KORANBANTEN.com – Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), membuat kicauan berseri melalui akun Twitternya sebagai tanggapan atas tudingan bahwa dirinya yang harus bertanggung jawab atas hilangnya dokumen Tim Pencari Fakta (TPF) Munir. Munir Said Thalib merupakan aktivis hak asasi manusia yang tewas di dalam pesawat Garuda Indonesia tujuan Amsterdam, pada 7 September 2004.

“Dua minggu terakhir ini pemberitaan media dan perbincangan publik terkait hasil temuan TPF Munir amat gencar,” kicau SBY dalam akun Twitter @SBYudhoyono, Ahad malam, 23 Oktober 2016.

Bacaan Lainnya

SBY mengaku, dalam dua minggu terakhir ini, terus bekerja bersama para mantan pejabat Kabinet Indonesia Bersatu (KIB), untuk mempersiapkan penjelasan. KIB tersebut merupakan kabinet pemerintahan yang dibentuk pasangan presiden dan wakil presiden, SBY dan Jusuf Kalla, pada 2004-2009. Dokumen tersebut diserahkan TPF ke SBY pada 24 Juni 2005. Namun Sekretariat Negara menyatakan tidak menyimpan berkasnya.

Hal itu, menurut SBY, ia lakukan lantaran mengamati perbincangan publik mengenai TPF Munir ada yang tak sesuai konteks, dan bernuansa politik. “Kami buka kembali semua dokumen, catatan dan ingatan kami – apa yg dilakukan pemerintah dalam penegakan hukum kasus Munir,” ujar SBY

SBY mengatakan, pihaknya akan mengkonstruksikan segala hal yang telah dilakukan pemerintah sejak November 2004, selain menindaklanjuti temuan TPF Munir. Dia menjelaskan bahwa dirinya masih berstatus sebagai calon presiden ketika aktivis hak asasi manusia, Munir, meninggal. “Tiga minggu setelah jadi presiden, Ibu Suciwati (istri almarhum) temui saya,” kata dia.

Menurut dia, sebelum TPF Munir dibentuk, kurang dari seminggu setelah pertemuan dengan Suciwati, pihaknya memberangkatkan tim penyidik Polri ke Belanda. Aktivitas pemerintah dan penegak hukum selanjutnya, dia berujar, segera disampaikan kepada publik agar masyarakat tahu duduk persoalan yang benar.

SBY mengungkapkan, dirinya memilih untuk menahan diri dan tak reaktif dalam menanggapi berbagai tudingan. Sebab, masalah tersebut bersifat penting dan sensitif, juga menyangkut kebenaran dan keadilan. “Penjelasan yang akan kami sampaikan dalam 2-3 hari mendatang, haruslah berdasarkan fakta, logika dan tentunya juga kebenaran,” cuit terakhir SBY yang telah di-retweet sebanyak 295 kali. @DF

Pos terkait