KORANBANTEN.com – Dinyatakan menderita gizi buruk, Kemid (20) anak dari pasangan Amnah (60) dan Jukani (alm) warga Kampung Bengkok, Desa Sukanegara, Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak, tidak pernah diberikan rujukan untuk dilakukan penanganan pengobatan lebih lanjut ke rumah sakit.
Amnah, orangtua Kemid yang kesehariannya menjual sayur milik tetangga dengan penghasilan sebesar Rp 20 ribu perharinya itu merasa kesulitan dalam mengurus anaknya. Jangankan untuk membiayai pengobatan, untuk makan sehari-hari penghasilan yang didapatnya tidak mencukupi sehingga dalam merawat anaknya hanya melakukan pengobatan di Puskesmas Muncang.
Sejak Kemid menderita sakit panas dan kejang pada usia 3 bulan hingga sekarang, Amnah mengaku hanya diberikan obat oleh pihak Puskesmas setempat tanpa diberikan rujukan untuk dilakukan perawatan lanjutan.
“ Sejak usia 3 bulan Kemid sakit panas dan kejang-kejang, namun saat dibawa ke puskesmas katanya anak saya menderita gizi buruk,” kata Amnah kepada wartawan, Minggu (23/10/2016).
Menurut Amnah, sejak dinyatakan menderita gizi buruk pihak puskesmas melakukan pengobatan hanya dengan memberikan obat, itupun dilakukan oleh bidan yang ada didekat kediamannya.
“ Kalau pengobatan anak saya hanya diberikan obat panas dan obat sariawan oleh bidan tetangga saya, obatnya juga masih ada belum habis,” ujarnya seraya menunjukan obat panas yang diberikan bidan.
Selama ini Amnah juga mengaku, dirinya belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah baik berupa Lebak Sehat maupun Lebak Sejahtera.
“ Kalau bantuan dari pemerintah ada, cuma saya tidak tahu nama programnya. Saya hanya dapat bantuan program berupa uang yang perbulannya Rp 300 ribu, kalau BPJS program Lebak Sehat, Lebak Sejahtera ataupun Kartu Indonesia Sehat (KIS) tidak punya,” ungkapnya. @DF