3 Hal yang Diperlukan untuk Kembangkan Ekonomi Kreatif

JAKARTA – Pemerintah Indonesia mengadakan pameran virtual tingkat global dalam rangka International Year on Creative Economy for Sustainable Development 2021 yang diprakarsai oleh Indonesia.

Pameran bertajuk “Creative Economy for Sustainable Development: Let’s Connect!” itu dilaksanakan di sela-sela pertemuan High Level Political Forum (HLPF) Economic Social Council (ECOSOC) PBB tanggal 6-15 Juli 2021. 

Bacaan Lainnya

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam sambutan pembukaannya menyoroti pentingnya peran ekonomi kreatif dalam upaya pemulihan ekonomi global pasca-pandemi.

Meski terdampak parah oleh pandemi, ekonomi kreatif mampu beradaptasi dan memanfaatkan peluang yang ada sehingga dapat tetap tumbuh dan bertahan.

“Industri kreatif mampu berinovasi untuk tetap bertumbuh dan bertahan di tengah pandemi. International Year ini harus menjadi momentum untuk meningkatkan kemitraan dan mendukung ekonomi kreatif sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi global,” kata Menlu, Selasa, 6 Juli 2021.

​Menlu menambahkan, potensi kontribusi ekonomi kreatif terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sangat besar. Ekonomi kreatif dapat mendorong pertumbuhan dan inovasi melalui penciptaan lapangan kerja dan pendapatan, pemberdayaan perempuan dan anak muda, serta pemajuan inklusi sosial.

Melansir dari kemlu.go.id, terdapat 3 hal yang saat ini perlu difokuskan untuk mengembangkan ekonomi kreatif.

​Pertama, menciptakan lingkungan yang mendukung.

Untuk itu diperlukan kebijakan afirmatif (affirmative actions) guna menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembangnya industri kreatif. Selain itu, penting untuk meningkatkan kesadaran dan penghargaan publik terhadap potensi industri kreatif.

​Dalam hal ini, pemerintah perlu mengembangkan kebijakan untuk memastikan akses terhadap pembiayaan mikro, khususnya bagi UMKM, dan mendorong riset dan inovasi.

“Saya menantikan adanya kolaborasi lebih kuat untuk mendukung agar negara-negara berkembang dapat memanfaatkan ekonomi kreatif secara maksimal,” kata Menlu Retno.

Kedua, mendukung pembelajaran sepanjang hayat.

Pembangunan SDM merupakan kunci dalam ekonomi kreatif. Saat ini masih banyak pelaku ekonomi kreatif yang belum dapat beradaptasi dengan new normal. Mereka butuh dukungan dan pengarahan agar dapat optimal. Hal ini dapat dicapai dengan pelatihan vokasional dan kewirausahaan yang ditopang dengan maraknya digitalisasi.

Ketiga, menumbuhkan creative hub.

Creative hub merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan dan keberlanjutan ekonomi kreatif karena menyediakan sarana bagi pelaku ekonomi kreatif untuk mengasah talenta, saling belajar, dan memperluas jaringan.

Indonesia ingin memilki creative hub sendiri. Untuk itu, Indonesia telah mendirikan Global Center of Excellence and International Cooperation for Creative Economy (G-CINC) pada tahun 2019 sebagai tidak lanjut dari World Conference on Creative Economy (WCCE) di Bali tahun 2018.

Center tersebut didesain untuk memfasilitasi pelaku ekonomi kreatif dari Indonesia dan seluruh dunia, dengan harapan dapat mendorong riset, pengembangan, dan kerja sama internasional.

“Ekonomi kreatif mengajarkan kita untuk selalu gigih, inovatif, dan tak pernah ragu berpikir outside the box. Ini adalah kualitas yang kita butuhkan untuk mengatasi tantangan global yang kita hadapi, termasuk pandemi, dan menciptakan masa depan yang lebih baik untuk seluruh umat manusia,” pungkas Menlu.

Sementara itu, Menteri Parekraf Sandiaga Uno dalam sambutannya menyampaikan bahwa ekonomi kreatif yang berbasis pada budaya memiliki keunggulan sebagai aset yang tidak terbatas, sehingga dapat berkontribusi bagi upaya pencapaian SDGs. Adapun Ketua BPK RI, Agung Firman Sampurna menggarisbawahi pentingnya memperkuat sinergi antar kementerian, lembaga, daerah, serta para pelaku industri kreatif di Indonesia.

Pameran virtual ini menjadi sarana untuk memperkenalkan potensi UMKM kreatif Indonesia kepada audiens global. Pameran dapat diakses dari tanggal 6 hingga 15 Juli 2021 melalui tautan https://koranbanten.com//bit.ly/LetsConnect2021.

Terdapat 30 booth yang mewakili pemerintah, organisasi internasional, pelaku usaha ekonomi kreatif dan sektor UMKM serta komunitas lainnya. Di setiap booth peserta akan mendapatkan informasi terkini dan berinteraksi secara langsung.

Selain pameran virtual, Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Kolombia juga mengadakan diskusi bertma “Inclusive and Resilient Creative Economy for Sustainable Development” tanggal 8 Juli 2021 pukul 18.30 WIB. Pendaftaran dapat dilakukan melalui tautan https://koranbanten.com//bit.ly/CreativeatHLPF2021. (*/cr1)

Pos terkait