Dari Lahan Asimilasi ke Dapur Lapas, Jagung Lapas Cilegon Jadi Bukti Nyata Pembinaan Produktif

KORANBANTEN.COM-Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Cilegon, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Banten, kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Hal ini diwujudkan melalui kegiatan panen jagung yang dilaksanakan di Area Lahan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Lapas Cilegon, pada Senin (20/10/2025) pukul 14.00 WIB.

Kegiatan panen diikuti oleh jajaran pejabat struktural, staf kegiatan kerja, serta warga binaan, yang selama ini terlibat aktif dalam program pembinaan kemandirian di bidang pertanian. Di bawah pendampingan petugas kegiatan kerja, warga binaan telah menanam dan merawat jagung hingga masa panen tiba dengan hasil yang menggembirakan.

Bacaan Lainnya

Dari hasil panen kali ini, sebanyak 140 kilogram jagung berhasil dipanen. Seluruh hasil tersebut langsung diserahkan ke Dapur Lapas untuk diolah menjadi bahan makanan bagi warga binaan, sebagai bentuk penerapan prinsip zero waste dan efisiensi sumber daya pangan di lingkungan Lapas.

Kegiatan ini tidak hanya sekadar rutinitas pembinaan, tetapi juga merupakan implementasi langsung dari Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, khususnya dalam hal memantapkan sistem pertahanan dan ketahanan pangan nasional.
Selain itu, kegiatan ini juga mendukung Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, yang menekankan pentingnya pemberdayaan warga binaan untuk mendukung ketahanan pangan serta peningkatan produk UMKM hasil karya warga binaan, sesuai dengan arahan Direktur Jenderal Pemasyarakatan tentang pemanfaatan lahan dan hasil program pembinaan.

Kepala Lapas Cilegon, Raja Muhammad Ismael Novadiansyah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya tentang panen hasil, tetapi juga panen nilai dan semangat kemandirian.

“Panen hari ini bukan sekadar hasil dari tanah yang kita garap, tapi hasil dari kerja keras, kebersamaan, dan tekad untuk berubah. Jagung yang kita petik adalah simbol harapan — bahwa di balik tembok Lapas pun, warga binaan bisa berkarya, berproduksi, dan berkontribusi bagi bangsa. Inilah bukti nyata bahwa pembinaan bukan hanya kata, tapi kerja yang memberi makna,” ungkap Kalapas penuh semangat.

Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Lapas Cilegon untuk menjadikan pembinaan kemandirian sebagai jembatan menuju reintegrasi sosial.

“Kami ingin setiap warga binaan memiliki keterampilan nyata. Ketika mereka kembali ke masyarakat, mereka tidak hanya pulang dengan masa lalu, tetapi dengan bekal baru — bekal untuk hidup yang lebih baik,” tuturnya.

Kegiatan panen berlangsung dengan tertib, aman, dan kondusif, serta menjadi wujud nyata dari sinergi antara pembinaan, pemberdayaan, dan ketahanan pangan yang berkelanjutan di lingkungan pemasyarakatan.

Melalui kegiatan ini, Lapas Kelas IIA Cilegon menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan program pembinaan produktif, memanfaatkan potensi lahan yang tersedia, serta menjadikan hasil kerja warga binaan sebagai bagian dari upaya mewujudkan Lapas mandiri, berdaya, dan berkontribusi bagi ketahanan pangan nasional.(RED).

Pos terkait