Antusias Mengisi Ramdhan WPB Lapas Kelas IIA Serang Terus Khatam Al-Qur’an

KORANBANTEN.COM – Berbagai macam program dan kegiatan pembinaan, di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Serang. Terus berpacu untuk menghasilkan yang positif bagi warga binaan seperti One Day One Juz, One Day One Hadits, tafsir Al-Qur’an, pesantren kilat, dan Iqro baca tulis Al-Qur’an rutin untuk membina warga binaan pemasyarakatan (WBP). Senin (10/3/25).

Kalapas Kelas IIA Serang, Gumilar Budirahayu mengatakan salah satu program unggulan yang mendapat perhatian khusus adalah tadarus Al-Qur’an. Setiap malam, sebanyak 13 WBP membaca Al-Qur’an secara bergilir dengan target dua hari dua malam satu kali khatam. “Tahun lalu, kegiatan ini berhasil mencapai 7 kali khatam dalam sebulan, sementara tahun ini ditargetkan meningkat hingga 15 kali khatam selama Ramadan,” katanya.

Bacaan Lainnya

“Untuk setiap malamnya warga binaan pemasyarakatan (WBP), membaca tadarus Al-Qur’an sebanyak 4,5 kali. Kami berharap dapat mencapai target 15 kali khatam bulan ini,”tambahnya.

Sementara itu, Ketua DKM di Lapas Kelas ll A Serang Ustad AS menegaskan saat ini sudah mencapai 4 kali khatam (hari ke 8), dan malam ini diperkirakan mencapai 4,5 kali. Kami berharap dapat mencapai target 15 kali khatam bulan ini.

“Selain tadarus, kegiatan pembinaan lainnya juga terus berjalan. Setiap pagi, kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB dengan salat Dhuha, tadarus, dan One Day One Juz dan Kemudian pukul 11.00 WIB dilanjutkan dengan kajian kitab kuning hingga menjelang waktu Dzuhur,” tegasnnya .Sabtu (9/3/25).

AS mengungkapkan kajian kitab kuning ini diikuti oleh sekitar 150-170 WBP dari kapasitas masjid yang dapat menampung 200 orang. Kitab yang dipelajari meliputi Zurotun Nasihin, Bulughul Maram, Ta’lim Muta’allim, serta tafsir Jalalain.

“Pemilihan kitab ini disesuaikan dengan kebutuhan WBP yang masih kurang memahami hukum-hukum dasar Islam, seperti tata cara wudhu, dan mandi wajib Dalam pembinaan ini, pengurus DKM dari WBP dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan spesialisasi mereka, seperti spesialis hadis, Al-Qur’an, hafalan, fiqih, dan praktik ibadah,” ungkapnya.

“Banyak dari teman-teman WBP yang masih buta terhadap hukum-hukum fiqih. Oleh karena itu, kami membahas hal-hal mendasar agar mereka memahami syarat sah ibadah,” tambahnya.

Menurut AS, Meski menghadapi tantangan, pembinaan keagamaan ini menjadi motivasi tersendiri bagi AS, sebab, ia berharap kegiatan ini tidak hanya membentuk karakter WBP selama di dalam lapas, tetapi juga membekali mereka agar tetap istiqomah setelah bebas nanti. “Kami ingin menanamkan bahwa lapas bukanlah akhir dari segalanya. Justru di sinilah kesempatan untuk belajar dan berubah. Kami berharap mereka terbiasa dengan kegiatan positif ini dan melanjutkannya setelah keluar nanti,” tandasnya.(***)

Pos terkait