Assessment dan Coaching: Penguatan dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Berbasis Sawit

KORANBANTEN.COM – Depok, 17 Oktober 2020 – Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia sendiri, pelaku usaha kelapa sawit masih banyak didominasi oleh para petani berskala kecil, seperti keluarga petani sawit ataupun UMKM sawit.  Sebagai komoditas yang memiliki banyak sekali manfaat, kelapa sawit dirasa dapat dikembangkan lagi oleh UMKM untuk menghasilkan produk turunan yang lebih inovatif dan beragam. Sehingga, nantinya potensi dari komoditas sawit dapat dimanfaatkan secara maksimal. Selain itu, para pelaku juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kewirausahaan agar dapat mengelola perkebunan dengan lebih baik serta menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, hingga nantinya dapat bersaing di pasar. Untuk itu, UKM Center FEB UI yang didukung sepenuhnya oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Kementerian Keuangan Republik Indonesia, mengadakan kegiatan Assessment dan Coaching: Penguatan dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Berbasis Sawit. Kegiatan ini diawali dengan proses pengumpulan database dengan melibatkan, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), dinas koperasi, dinas perkebunan, dan UMKM Berbasis Kelapa Sawit di 3 (tiga) daerah di Indonesia, yaitu Mamuju, Ketapang, dan Pangkalan Bun. Setelah itu, database yang didapatkan kemudian dikembangkan menjadi Mitra Binaan Unggul Petani Sawit dan UMKM Berbasis Kelapa Sawit yang nantinya akan diberikan pelatihan dan juga pendampingan. Dari bulan Juli hingga Oktober 2020, telah dilaksanakan 4 (empat) coaching dan juga monitoring yang dilakukan setiap minggu nya kepada kurang lebih 90 peserta yang tersebar di ketiga daerah tersebut. Meskipun begitu, program ini tidak semata-mata berakhir sampai disini saja. Nantinya, masih akan dilakukan pendampingan dan juga program bootcamp kepada seluruh peserta pada bulan November mendatang.

Coaching yang telah diberikan terdiri dari materi terkait kewirausahaaan, pemasaran, produksi, dan juga keuangan. Untuk setiap sesi coaching yang dilakukan, kegiatan ini selalu menghadirkan pemateri yang merupakan ahli di bidangnya. Diantaranya adalah Permata Wulandari, Ph.D dan Hapsari Setyowardhani, S.E., M.M yang merupakan dosen dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Dr. Nining I. Susilo selaku Dewan Pengawas LDPB Kementerian Koperasi dan UKM, serta Marzuki, S.E., C.E.C., CRBD  selaku Direktur Utama PT BPR Sumatera Selatan. Meskipun harus dilaksanakan secara online, namun seluruh program coaching dan monitoring berjalan dengan baik. Hal tersebut juga tidak lantas mematahkan semangat para peserta untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan ini. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari beberapa pelaku UMKM dan koperasi di sektor kelapa sawit serta perwakilan dari Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), dan juga Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sulawesi Barat, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Pada sesi coaching tersebut, peserta mendapatkan kesempatan untuk menggali potensi kewirausahaan yang dimilikinya, membangun kanvas model bisnis, pembuatan prototype usaha, serta metode-metode manajemen usaha dan keuangan.

Bacaan Lainnya

Selain materi diatas, diberikan juga materi tentang skema Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang merupakan bantuan pembiayaan peremajaan (replanting) yang disampaikan oleh Bapak Sunari selaku perwakilan dari BPDP-KS.Program PSR ini bukan hanya sekedar bantuan biaya untuk menggantikan tanaman tua dengan tanaman yang baru, namun juga erat kaitannya dengan peningkatan produktivitas lahan sawit. Saat ini, BPDP-KS menyalurkan bantuan dana sebesar Rp 30 juta per hektare dan juga dibantu dengan bantuan dana lainnya seperti KUR dan juga skema pembiayaan perbankan lainnya.

Sejalan dengan isu diatas, pada sesi terakhir rangkaian kegiatan ini, disampaikan materi terkait pendanaan UMKM oleh Dr. Nining I. Susilo. Pada sesi ini Dr. Nining menjelaskan bahwa saat ini akses pembiayaan yang masih menjadi tumpuan utama di Indonesia adalah akses pembiayaan dari sektor perbankan. Padahal sesungguhnya sudah banyak sekali alternatif pembiayaan yang ditawarkan oleh pemerintah yang diperuntukkan untuk masyarakat luas terutama UMKM. Diantaranya adalah KUR, serta pembiayaan dari Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) seperti Pegadaian, PNM, ataupun Lembaga Keuangan Mikro. Terakhir, Dr. Nining juga menghimbau para UMKM sawit untuk mengajukan pembiayaan yang disediakan oleh BPDP-KS sebagai salah satu sumber pendanaan yang dapat digunakan.(rls)

Pos terkait