KORANBANTEN.COM-Proyek rehabilitasi dilima titik sekolah dasar(SD) diwilayah Kecamatan Banjarsari dikritisi oleh ormas Badak Banten. Pasalnya, salah satu sekolah yang mendapatkan rehabitasi tersebut sampai saat ini belum memasang atap dari rangka baja.
Selain itu, proyek APBN tahun 2020/2021 yang berasal dari Kementrian PUPR tersebut menggunakan papan proyek akumulatif sebanyak 30.332.529.000.00. Tentu saja kebijakan memasang papan proyek secara akumulatif tersebut mengundang prakten KKN, karena tidak ketahuan secara pasti nilai persekolahnya.
“Ada salah satu sekolah yang sampai saat ini belum memasang atap rangka baja. Kami menilai pekerjaanya sangat lambat. Bahkan, kami tidak tahu persis, alokasi anggaran untuk masing masing sekolah, karena terpasang papan proyek secara akumulatif,”kata Indra Lugay, wakil ketua DPD Badak Banten Kabupaten Lebak , kepada wartawan, Kamis(19/11).
Secara khusus Indra menyoroti kebijakan pemasangan papan proyek secara akumulatif. Lantaran, setiap sekolah berbeda beda kebutuhan dan jenis pekerjaanya.
“Masa, tidak ada perbedaan nilai jumlah dana yang diperuntukan bagi sekolah yang mendapatkan program tersebut. Kan ada yang rehab ringan, rehab berat, apa semua nilai proyeknya sama,”kata Indra dengan nada tanya.
Bahkan, PT Ferrimadona Jaya selaku pelaksana kegiatan tidak mengikut sertakan pengusaha lokal. Karena, seluruh rangka baja dikirim dari luar daerah, ” Kan dikita banyak pengusaha Rangka Baja, kenapa tidak diikutsertakan, “kata Indra lagi.
Sementara itu, Supri, orang yang disebut sebut perwakilan PT Ferrimadona membangah jika pekerjaan sekolah dasar di Kecamatan Banjarsari ada permasalahan. Karena kata dia, pekerjaan rehab sekolah dilakukan secara bertahap. Jika tidak selesai sekarang, bisa dilanjutkan tahun 2021.
” Sejauh ini tidak ada masalah. Karena, pekerjaan dilakukan secara bertahap,”kilah Supri. (Kew)