Proxy war itu sendiri perang dimana negara sponsor menggunakan pihak ketiga untuk memerangi negara sasaran melalu beberapa aspek dalam rangka menguasai negara sasaran untuk kepentingan negara sponsor.
Demikian dikatakan Kasiter Korem 064/MY, Letkol Indra Padang saat memberikan paparan pada acara Komunikasi Sosial (Komsos) dengan komponen masyarakat dengan tema “Kita Tingkatkan kemanunggalan TNI – Rakyat dan Wawasan Kebangsaan Dalam Rangka Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa di Gedung Olahraga (Gor) Korem 064/MY, Serang, Selasa (23/05).
Saat ini, lanjut Kasiter, dinamika perang sudah mengalami perubahan. “Kalau dulu kita berperang melawan musuh itu bisa menggunakan bambu runcing dengan jarak empat sampai sepuluh km, kini dengan menggunakan rudal, tekan tombol disini, sambil ngopi, rudal sudah meluncur ke negara lain. Lebih parah lagi sekarang kita tidak tau siapa musuh kita, sarananya berubah melalui proxy war menghancurkan musuh dengan pihak ketiga,” jelasnya.
Dilanjutkan Kasiter, pada kehidupan saat ini, proxy war sudah banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, tanpa disadari kita sudah masuk pada era proxy war. “Proxy war meliputi Ekonomi, Politik, Sosial Budaya dan Ideologi,” tegasnya.
Dijelaskan, Kasiter, Indonesia menjadi sasaran proxy war karena indonesia itu kaya akan sumber daya alam dan energi. “kedepan indonesia akan menjadi rebutan, akan menjadi kembang desa yang diperebutkan para lelaki desa,” jelasnya mengibaratkan.
Untuk mencegah itu, lanjut kasiter, kita dituntut untuk berprilaku cerdas, disiplin, menerima perbedaan, pedomani dan hayati pancasila, UUD 45, mendorong dan membantu pemerintah dalam menjalankan roda pembangunan, penguatan mental karakter danjati diri sebagai bangsa Indonesia yang tangguh.
“Kedamaian ada ketika kita mau menerima perbedaan,” pungkasnya. (kie).