KORANBANTEN.com – Banjir dan longsor rutin terjadi bila hujan mengguyur Banten lebih dari sehari. Bahkan, musibah tersebut terjadi hampir di seluruh kabupaten kota dan belum ada solusi jitu.
Di Kabupaten Lebak, ratusan unit rumah di tiga kecamatan terendam banjir dengan ketinggian mencapai satu meter. Tidak hanya itu, tiga rumah warga Kampung Cijongkol, Desa Parungkujang, Kecamatan Cileles, rusak akibat bencana longsor.
Kabupaten Lebak, banjir merendam ratusan rumah. Yakni di Kecamatan Cijaku (Desa Cipalabuh 29 rumah dan Desa Mekarjaya 16 rumah), Kecamatan Banjarsari (Desa Umbuljaya 20 rumah, Desa Tamansari 40 rumah, Desa Ciruji 54 rumah, dan Desa Keusik 445 rumah). Selanjutnya di Kecamatan Cibadak (Desa Cimenteng Jaya 31 rumah).
Kiwing, warga Desa Cimentengjaya, Kecamatan Cibadak, menyatakan bahwa luapan air Sungai Cisangu mengakibatkan banjir di kampungnya. Banjir dengan ketinggian kurang lebih 30 sentimeter sampai 50 sentimeter terjadi sejak Minggu (23/10) dini hari. “Masyarakat sudah terbiasa dengan bencana banjir. Jika hujan seharian dengan intensitas tinggi, air sungai pasti masuk rumah warga,” kata Kiwing kepada wartawan, Minggu (23/10).
Masyarakat yang rumahnya terendam mengungsi ke rumah kerabatnya yang berada di dataran tinggi. “Sebagian besar warga memilih bertahan di rumah karena ketinggian air kurang dari setengah meter. Tapi, ada juga yang sudah mengungsi ke rumah kerabatnya,” terangnya.
Ketua Tagana Lebak Aan Wiguna mengaku, terus melakukan komunikasi dan koordinasi untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan. “Saya harap luapan air sungai segera surut. Kasihan masyarakat, aktivitasnya terganggu akibat bencana banjir,” kata aktivis Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ) Rangkasbitung ini.
Terpisah, anggota DPRD Lebak asal Banjarsari Yayan Ridwan menyatakan, luapan air Sungai Cilemer dan Bendungan Cilemer mengakibatkan ratusan rumah di Banjarsari terendam banjir. “Saya sudah pantau kondisi banjir di lapangan. Saya apresiasi kesigapan para relawan dan bantuan kedaruratan dari BPBD Lebak yang sudah diterima masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Lebak Kaprawi menginformasikan, hujan deras yang mengguyur wilayah Lebak selama dua hari mengakibatkan bencana banjir dan longsor. Tidak hanya rumah warga, area persawahan juga ikut terendam banjir dengan ketinggian bervariasi. “Ketinggian permukaan air Ciujung mencapai empat meter di atas permukaan air laut. Debit air mencapai 728 meter kubik per detik dan BPBD sudah menetapkan status Ciujung siaga satu,” ungkapnya.
Ratusan rumah di Kabupaten Serang juga terendam. Berada di Desa Citasuk, Batukuwung, dan Barugbug, Kecamatan Padarincang. Air yang membanjiri permukimam berasal dari luapan Sungai Cikalumpang. Ketinggian air di permukiman rata-rata mencapai 70 cm hingga 80 cm.
Warga memilih tidak mengungsi dan percaya banjir tidak akan lama. Hamparan sawah yang tidak jauh dari kampung tersebut juga tampak seperti laut. Aparat TNI dari Koramil Padarincang pun bersiaga mengingatkan warga agar waspada. “Ada ratusan jiwa yang menjadi korban banjir,” kata Babinsa Koramil Padarincang Serda Denny Rahmatullah.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Serang Nana Sukmana belum bisa menjelaskan terkait dengan banjir yang melanda tiga desa di Kecamatan Padarincang tersebut. “Sudah ada petugas yang memantau, akan kami atasi,” ujarnya.
Kasi Tanggap Darurat Bencana BPBD Kota Cilegon Ahmad Mafruh mengungkapkan, di Kota Cilegon ada sekira 990 keluarga yang rumahnya tergenang banjir. Banjir terjadi pada Sabtu (22/10) malam sekira pukul 23.00 WIB. Mulai surut pada Minggu (23/10) pagi pukul 02.00 WIB.
Ia menjelaskan, ketinggian air itu sekira 40-50 sentimeter. Adapun penyebab terjadinya banjir karena saluran pembuangan air menuju sungai tersumbat. “Tergenangnya banjir ini terjadi di Lingkungan Waru atau Kampung Sawah dan Lingkungan Lahar Mas Kelurahan Tamansari, Kecamatan Pulomerak,” jelasnya.
Lurah Tamansari, Kecamatan Pulomerak, Edi Sugara menambahkan bahwa masyarakat mempunyai kontribusi terhadap banjir yang terjadi. “Kadang-kadang masyarakat juga kurang melakukan gotong royong untuk membersihkan drainase yang tersumbat. Padahal, sangat penting agar saluran air bisa kembali dengan normal.
Di Kota Tangerang, hujan deras memutuskan dua kampung. Itu lantaran terendamnya Jalan Zidan Yasim setinggi 1,5 meter di Kelurahan Tajur, Kecamatan Ciledug, dan memutuskan Kampung Ciputat dan Kampung Tajur. Jalan Zidan Yasim terendam mulai Minggu (23/10) pagi. Akibatnya untuk kendaraan roda empat tidak bisa melintas. Sementara, kendaraan roda dua untuk bisa melintas harus didorong.
Kuwati, Kasi Ekonomi Pembangunan Kelurahan Tajur, mengatakan bahwa Jalan Zidan Yasim pasti terendam bila hujan deras selama satu jam. Air yang merendam wilayah itu berasal dari anak Kali Angke. “Dengan terendamnya jalan itu, lalu lintas terputus,” katanya. Tapi, kata dia, terputusnya jalan hanya setengah hari. Air langsung surut mengalir ke anak Kali Angke.
Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Irman Puja Hendra mengatakan, pihaknya belum mengetahui ada jalan raya di Kelurahan Tajur yang terputus akibat banjir. Biasanya sejumlah wilayah yang terendam banjir bila hujan deras, yakni di Kompleks Ciledug Indah, Kompleks Dalam Negeri, dan Kompleks Pondok Bahar di Kecamatan Karang Tengah. Selain itu, sejumlah perumahan di Periuk dan Cipondoh. @DF