KORANBANTEN.COM-Warga keluhkan jalan berlubang yang kerap menjadi penyebab kecelakaan di depan Pasar Antang, Jl Antang Raya, Kecamatan Manggala, Kota Makasar yang menjadi penghubung Makasar dan Gowa.
“Banyak lubangnya, cukup membahayakan, apalagi kalau hujan, otomatiskan lubangnya tertutup genangan air. Jadi sudah beberapa kali hampir jatuh,” ujar Lisa, warga yang berdomisili di Kecamatan Manggala, Kamis (4/2).
Meskipun beberapa lubang sudah ditutup dengan beton, tapi masih ada beberapa yang belum sama sekali diperbaiki.
“Saya lihat sudah ada beberapa yang ditutup beton, tapi ada juga yang belum, itupun masih tetap bergelombang, karena jalannya jadi tidak rata,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pemprov Sulsel, Prof Rudy Djamaluddin mengatakan, jalan provinsi itu sepanjang 2009,13 KM. Sehingga pengerjaan dilakukan secara bertahap.
“Itu baru jalan provinsi, belum jalan kabupaten, belum jalan nasional,” terangnya.
Lanjutnya, dimasa pemerintahan Nurdin Abdullah (NA), pada tahun 2018, pemantapan jalan sudah sekitar 58 persen.
Itu artinya masih ada 42 persen jalan yang rusak di Sulawesi. Sekitar 280 KM masih jalan tanah, dan 180 KM jalan rusak berat, termasuk jalan berlubang.
“Dan di tahun 2019, kita tingkatkan kemantapan jalan sesuai kemampuan anggaran, mencapai 62 persen, sementara di 2020 kita tingkatkan lagi menjadi 70 persen. Jadi masih ada 30 persen,” jelasnya.
Perbaikannya pun dikerjakan secara bertahap mengingat anggaran yang digunakan terbatas.
Ia pun menarget jika di tahun 2021 ini, peningkatan bisa kembali dilakukan, hingga 80 %
“Nanti kita programkan lagi, tentu berdasarkan skala prioritas. Tidak mungkin jalan ini ditangani sekaligus. Mungkin bisa sampai 75%, atau bahkan 80 %,” tuturnya.
“PR kita masih banyak, masih banyak masyarakat yang menggunakan jalan tanah. Jadi artinya, jalan lubang itu masyarakatnya sudah liat aspal. Ada masyarakat lihat aspal kaget, apa ini jalan warna hitam,” tutup Pj Walikota Makassar ini. (Yud)