Ataullah, salah seorang anggota panwascam Bojonegara mengatakan, air yang datang tiba-tiba sekitar pukul 23.00 WIB langsung masuk ke rumah-rumah warga. “Tadi malam (kemarin-red) saat teman-teman sedang bekerja tiba-tiba air datang dan langsung masuk ke ruangan, begitu keluar melihat rumah warga air juga sudah masuk ke rumah mereka. Iya, sekarang sering terjadi banjir di sini (Desa Bojonegara-red), mungkin karena kurangnya drainase jadi air tidak mengalir,” kata Ataullah, Kamis (16/2).
Camat Bojonegara Sutikno mengatakan, banjir yang terjadi di dua desa tersebut disebabkan karena jembatan yang menghubungkan Desa Bojonegara dan Margagiri tersumbat oleh sampah dari gunung yang dibawa air melalui Sungai Cihodeng. “Sekarang (kemarin-red) air sudah mulai surut, warga sudah mulai membersihkan lumpur di rumah mereka.
Semalam juga air tidak lama cuman sekitar satu jam merendam rumah warga. Tinggi air ada yang setengah meter ada yang satu meter. Penyebabnya banyak sampah dari gunung yang dibawa air dan menyumbat jembatan, sehingga air mengalir tidak lancar,” kata Sutikno.
Ia mengungkapkan, pihaknya telah mengajukan proposal kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Serang untuk meninggikan jembatan tersebut. “Sekarang-sekarang ini memang sering terjadi banjir di Desa Bojonegara dan Desa Margagiri. Untuk rumah yang terendam jumlahnya belum tahu tapi sekitar puluhan gak sampai ratusan. Ada juga jembatan yang ambles karena sampingnya longsor di Desa Pengarengan, sekarang cuman bisa dilewati motor aja,” ungkapnya.
Kabid Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran BPBD Kabupaten Serang Maftuhi mengatakan, petugas BPBD telah turun ke lapangan untuk melakukan assesment. “Taman-teman dari BPBD sudah turun mengecek langsung ke lapangan, tapi untuk jumlah rumah yang terendam belum didapat, tapi sekarang airnya sudah mulai surut, karena memang semalam itu terjadi banjir bandang yang disebabkan hujan yang turun terus menerus,” kata Maftuhi. @opik