Dari Balik Sekat, Sebuah Karya Menyentuh Istana: Lukisan Karya Warga Binaan Lapas Cilegon Mencapai Hati Ibu Wakil Presiden

KORANBANTEN.COM – Di balik tembok kokoh dan pintu-pintu besi yang membatasi kebebasan, harapan dan cahaya ternyata masih bisa tumbuh subur. Rudi Hartono, seorang warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Cilegon, membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk mengekspresikan jiwa, menggambarkan penyesalan, dan menanam harapan akan masa depan.

Pada tanggal 6 Mei 2025, salah satu karya lukisannya yang penuh makna dan keindahan telah sampai dan diterima secara langsung oleh Ibu Wakil Presiden Republik Indonesia, Selvi Ananda.

Bacaan Lainnya

Karya itu bukan sekadar lukisan—ia adalah potret batin seseorang yang tengah melalui perjalanan penebusan. Melalui goresan kuas yang lembut namun tegas, Rudi menuangkan isi hati, kenangan, penyesalan, dan sekaligus kerinduan akan pengampunan. Setiap warna, setiap bayangan dalam lukisan tersebut berbicara tentang pergulatan batin dan semangat untuk menjadi lebih baik.

Ketika karya tersebut sampai ke tangan Ibu Selvi Ananda, suasana haru pun menyelimuti seluruh jajaran Lapas. Kalapas Kelas IIA Cilegon, Margono, tak bisa menyembunyikan kebanggaannya. “Ini adalah momen yang sangat membahagiakan. Ketika karya warga binaan kami bisa diterima dan diapresiasi oleh Ibu Wakil Presiden, itu bukan hanya pencapaian bagi Rudi, tapi juga pengakuan atas proses pembinaan yang kami jalankan. Bahwa mereka yang sedang menjalani pidana masih punya hak untuk tumbuh, untuk berubah, dan untuk didengar,” ujar Margono dengan mata berkaca-kaca.

Ibu Wakil Presiden Selvi Ananda pun memberikan respon yang hangat dan menyentuh hati. Dalam keterangannya, beliau mengatakan, “Saya sangat tersentuh menerima lukisan ini. Saya merasakan ketulusan dan kedalaman emosi di dalamnya. Ini bukan hanya soal seni, tapi tentang kemanusiaan. Saya percaya, setiap orang punya kesempatan kedua, dan karya ini adalah bukti nyata bahwa perubahan itu mungkin dan nyata.”

Momentum ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa di dalam penjara, bukan hanya narapidana yang hadir, tapi manusia-manusia yang sedang belajar menjadi pribadi baru. Lukisan Rudi adalah simbol bahwa seni bisa menjadi jembatan antara penyesalan dan harapan, antara masa lalu yang kelam dan masa depan yang lebih cerah.

Semoga kisah ini menjadi inspirasi, bukan hanya bagi warga binaan lainnya di seluruh Indonesia, tetapi juga bagi kita semua—bahwa di mana pun seseorang berada, selama ada niat untuk berubah, selalu ada jalan, selalu ada cahaya.(***)

Pos terkait