KORANBANTEN.com – Direktur Utama PT Krakatau Bandar Samudera (KBS), Tonno Sapoetro meminta PT Krakatau Steel (KS) mempertimbangkan kembali kerjasama dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) terkait operasional PT KBS.
Ia menuding, bila kerjasama tersebut merupakan bentuk terselubung dari penjualan PT KBS, mengingat adanya uang yang masuk ke PT KS, tanpa asal-usul yang jelas.
“Kami bukan curiga atas nilai uang muka atau gadai. Tapi kalau sudah pakai uang muka dan gadai, ya ujung-ujungnya jual,” ungkapnya, Senin (7/11/2016).
Menurut Tonno, selama ini PT KBS sangat sehat dan tidak bermasalah, baik dalam persoalan keuangan maupun pemasukan. Bahkan, perusahaan tersebut bisa menjadi salah satu penopang PT KS.
“Berdasarkan data statistik dari tahun 2009, mulai 3 parameter kita utamakan perusahaan dan itu sangat baik,” ujarnya.
Alih-alih melakukan kerjasama dengan Pelindo, Tonno menyarankan agar KS melakukan Initial Publik Offering (IPO) atau penarawan saham perdana kepada PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).
Namun, lanjutnya, jika terdapat pemaksaan kebijakan yang masuk ke PT KS, maka pihaknya dan seluruh manajemen PT KBS jelas menolak rencana PT KS dengan PT Pelindo tersebut.
“Saya menginginkan adanya pembelajaran. Penjualan-penjualan aset ini harus distop. Kalau kita membutuhkan dana, jangan menjual aset tanah, sekarang KBS. Next siapa lagi, apa KTI (Krakatau Tirta Industri) atau KDL (Krakatau Daya Listrik)?,” ujarnya.
Harus diketahui, lanjut Tonno, listrik air dan pelabuhan itu sangatlah penting bagi pembuatan baja. “Jadi kami mohon harus dipertimbangkan dan tidak dilakukan,” ungkapnya.