koranbanten.com-Bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUDNI) pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Serang, beberapa hari yang lalu menggelar lomba kreativitas anak. Lomba berlangsung di SDN Cikande 3, Kecamatan Cikande, selama satu hari.
Ada 12 lomba yang dipertandingkan. Dari hasil rekapitulasi dewan juri pada lomba tersebut, Kecamatan Kramatwatu berhasil meraih peringkat pertama dengan 5 emas, 3 perak dan 2 perunggu. Sementara, posisi kedua diraih Kecamatan Ciruas dengan 3 emas, 2 perak dan 2 perunggu.
Dalam acara penutupan, Kabid PAUDNI Disdikbud Kabupaten Serang Aber Nurhadi, menyampaikan terima kasih kepada rekan penilik, pengurus IGKTI, para kepala sekolah TK dan dewan guru, serta anak perserta lomba yang berkenan ikut mensukseskan kegiatan ini. “Saya sangat senang dan bahagia dalam kegiatan ini. Semoga menjadi awal cerminan untuk bersama-sama bukan kebersamaan. Kalau kebersamaan itu bisa saja ke Serang ada yang lewat Serang, ada yang lewat Pamarayan, ada yang dari Tunjung teja, dari Cikande nanti ketemu di serang. Tetapi kalau bersama-sama itu starnya berbarengan, sampai Serang bersama-sama ini tercermin dalam pelaksanaan kegiatan lomba ini, meskipun dalam suasana hujan,” kata Aber.
Menurutnya, masa usia emas anak usia dini (Golden Age). Keistimewaan anak sangat berbeda-beda, untuk menghadapi tentunya sangat menguji kesabaran. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan disiplin pada anak tanpa menghukumnya secara berlebihan bila anak melakukan kesalahan. Untuk menegakkan disiplin tersebut, orang tua dapat memulainya dengan membuat perjanjian kecil dengan anak. Supaya mengerti mana hal yang baik dan benar, namun dengan cara yang tidak menyinggung mereka.
Lebih jauh ia membeberkan, sangat penting bagi orangtua untuk menjaga komunikasi, bersabar dan lebih memberikan kasih sayang pada anak yang hiperaktif, serta mencurahkan perhatian terhadap semua tingkah lakunya, agar tetap berada dalam kontrol. Di sini, sangat membutuhkan peran besar orang tua, tapi ada beberapa tipe anak hiperaktif. Penyebabnya pun berbeda-beda, asupan makanan pun sangat mempengaruhi.
“Maka tidak salah kalau kegiatan ini terus ditingkatkan, diperbanyak, baik intensitas maupun kualitasnya. Ini semua bukan kegiatan euforia dan ceremonial. Yuk kita bersama-sama kedepan meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini. Jangan merasa dipinggirkan, namun kita tanyakan apa yang bisa diperbuat dalam kerja ini, Mulailah dari diri kita yang terkecil dan yang kita bisa,” pungkasnya