FAJARBANTEN.com – Dalam menjaga keamanan, ketertiban Pilkada damai dan perang melawan hoax, FSPP (Forum Serikat Pondok Pesantren) bersama Polda Banten menggelar istighosah di Alun-alun Barat Serang, Minggu (25/03).
Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh Ulama dan santri serta masyarakat yang jumlah sekitar 2.500 orang, Kapolda Banten, FKPD Provinsi Banten, PJU Polda Banten dan seluruh Kapolres jajaran Polda Banten.
Kapolda Banten Brigjen Pol Drs. Listiyo Sigit Prabowo, M.Si mengatakan istighosah ini sangat penting karena masuk tahun pesta demokrasi. Di Banten ada 4 wilayah yang melaksanakan Pemilu Bupati/Walikota.
“Teknologi sekarang semakin canggih. Media sosial memudahkan kita untuk mengetahui berbagai peristiwa diseluruh dunia dalam waktu yang sangat cepat, akibat buruknya jika medsos itu tidak digunakan dengan baik maka akan sangat meresahkan masyarakat,” katanya.
Ia mengungkapkan bahkan negara akan hancur jika berita-berita hoax itu dibiarkan terus. Karena jika berita bohong itu dilakukan secara terus menerus maka masyarakat lambat laun akan menganggap berita itu benar.
“Padahal bohong dan tidak benar. Maka tidak ada kata lain selain harus kita lawan berita-berita hoax itu. Contoh isu hoax terkait penyerangan terhadap ulama oleh ODGJ. Ada sebanyak 47 isu yang muncul dan 5 yang benar sedangkan 42 kasus adalah hoax. Di Banten ada 8 kasus yang ditangani terkait masalah hoax ini,” ujarnya.
Lebih jauh Listyo Sigit menjelaskan Polda Banten memiliki Pasukan Cyber Troop dan Cyber Crime. Setiap saat melakukan Patroli, kalo ada yang menyebarkan berita-berita bohong nanti akan ketangkap oleh Tim Cyber Polda Banten.
“Indonesia ini merupakan negara yang penduduk Islamnya sangat besar. Dan jumlah penduduk yang beraneka ragam suku agama dan ras yang berbeda. Tetapi bisa hidup rukun damai dalam bingkai kebhinekaan. Itu menjadi contoh bangsa-bangsa didunia,” jelasnya.
Sementara itu Ketua MUI Pusat Prof Dr. KH Ma’ruf Amin menerangkan negara Indonesia ini bukan negara agama, tetapi negara beragama dan NKRI ini bukan hadiah tetapi perjuangan dan pengorbanan para ulama dan santri yang saat ini ada sekelompok orang yang berusaha mengadu domba antara ulama dengan ulama, ulama dengan pemerintah agar negara ini hancur.
“Ada orang bilang bahwa Indonesia tahun 2030 akan bubar, itu tidak mungkin karena negara ini berdiri karena perjuangan jadi harus kita pertahankan sampai titik darah penghabisan,” tuturnya. (Opik)