KORANBANTEN.COM – Beberapa kiai yang tergabung dalam Forum Silaturrahim Pondok Pesantren (FSPP) Provinsi Banten menghadiri acara silaturrahim dan halal bihalal di Pondok Pesantren Modern Darel Azhar Rangkasbitung, Lebak, Banten.
Nampak hadir dalam acara tersebut KH. Ikhwan Hadiyyin, sebagai wakil Ketua Dewan Pertimbangan. Beberapa kiai pengasuh pesantren dan pengurus harian FSPP. Antara lain KH. Sulaiman Ma’uf (pengasuh pesantren Daar El Istiqomah – sebagai Ketua Dewan Pertimbangan FSPP), KH. Sulaeman Efendi (pengasuh pesantren Manahijussadaad- anggota Presidium FSPP), K. Syamsul Ma’arif (anggota Presidium FSPP), KH. Muhammad Hasan Gaido- Dewan Pertimbanhan FSPP), KH. Suhari , MA – Dewan pertimbangan.
Dalam sambutannya sebagai tuan rumah, Kiai Ikhwan Hadiyyin menyampaian, selamat datang dan terimaksih atas kunjungan para kiai ke pesantren Darel Azhar di hari raya Idul Fitri yang ke 3 Syawal 1442 H. Beliau menyampaikan bahwa pesantren sedang libur, hanya ada siwa kelas 5 KMI yang piket sebanyak 50 orang saja. Acara silaturahim halal bihalal hari ini hanya diikuti 12 orang saja 6 orang dari FSPP dan 6 orang dari asatidz pesantren. Dalam sambutannya Kiai Ikhwan menyampaikan sejarah singkat ponpes yang diasuhnya.
Pondok Pesantren Darel Azhar yang terletak di Komplek Pendidikan Rangkasbitung Kabupaten Lebak, yang dikelilingi 14 sekolah dan 2 perguruan tinggi, adalah satu-satunya ponpes yang ada di komplek tersebut. Pada awalnya Ponpes ini merupakan sebuah madrasah diniyah yang diperuntukkan bagi warga sekitar. Lambat laun tingkatan pendidikan yang tersedia terus bertambah dan berkembang. Dengan niat yang tulus ikhlas untuk beribadah dan wajah menunduk terhadap Sang Khaliq. Ponpes Modern Darel Azhar hadir dengan sentuhan warna yang Islami namun tetap menebarkan ilmu pengetahuan umum.
Pondok Pesantren yang diberi nama Darel Azhar atau populernya Al Azhar memiliki makna Kampung yang bersinar terang (berkemilauan). Didirikan pada tanggal 5 Maret 1995 oleh Dr. KH. Ikhwan Hadiyyin, MM dan Bapak H. A Damanhuri, BA (Alm). Di atas tanah wakaf seluas 2.000 m2. Pada awalnya Ponpes ini hanya terdiri dari 17 santri dan 9 Ustadz.
Namun seiring dengan berjalannya waktu bilangan santri semakin bertambah, hingga saat ini berjumlah 1042 orang dan 128 Ustadz dan Ustadzah. Mahasantri : 60 . Sejak 6 Maret 2020 ponpes ini sudah diwakafkan untuk umat Islam se dunia. Luas tanah wakaf 7,4 Ha. Yang dalam proses wakaf 5 Ha.
Visi Ponpes Modern Darel Azhar. Terwujudnya calon pemimpin yang menguasai imtaq dan iptek yang berwawasan global. Sehingga bisa menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar di muka bumi.
Dalam kesempatan ini saya juga ingin menepis, bahwa pondok pesantren dituduh korupsi dana hibah pemprov Banten . Ini sangat mencedrai dan melukai para kiai, pimpinan ponpes baik modrn maupun salafi yang terhimpun di FSPP . Pondok pesantren memiliki kemandirian ekonomi yang dikelola secara profesional. Sebagai contoh kecil di ponpes DarelAzhar. DAZ SYAR’IY SWIMMING POOL hari ini saja menghasilkan net profit ( laba bersih) 7,5 juta dari tiket para pengunjung. Belum unit-unit usaha lain yang dikelola ustadz dan santri sebanyak : 14 unit, bila KBM sudah berjalan aktif.
Maka dari itu ,saya himbau kepada para stake holder, LSM dan tokoh, untuk menyudahi pemberitaan dan fitnah murahab yang dialamatkan ke FSPP. Bila ada oknum ustadz di Banten yang menyalahgunakan wewenangnya dan tidak amanah. Itu bukan tanggung jawab dan ranah kepengurusan FSPP.
Mari kita hargai para penegak hukum yang sedang dijalani Kajati Banten tanpa intervensi dan tekanan. Begitu juga pemberitaan tentang FSPP sarang radikalisme yang berafiliasi dengan organisiasi terlarang. Saya tegaskan bahwa FSPP berdiri di atas dan untuk semua golongan yang memperjuangkan agama Islam . Ada NU, Muhammdiyah, MA, Alkhoiriyah, pesantren salafi dan kholafi. Saya ingatkan kembali, kami di FSPP tidak terkait dengan HTI, PFI dan oragnisasi terlarang lainnya.
FSPP itu organisasi perjuangan, bukan untuk penghidupan . Tempat para kiai Banten berkhidmah sebagai garda terdepan untuk mengawal provinsi yang bermotokan ” Banten Iman- Taqwa”.(**)