Gandeng Dinkes dan Puskesmas, Lapas Cikarang Gelar Skrining HIV/AIDS Bagi Warga Binaan

KORANBANTEN.COM – Lapas Kelas IIA Cikarang (Lapas Cikarang) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Bekasi, dan Puskesmas Kedungwaringin telah melaksanakan skrining HIV/AIDS bagi 150 narapidana, Senin (24/07/2023).

Pada pukul 10.00 hingga 14.00 WIB, tim medis yang terdiri dari 2 staf Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, 4 staf KPA Kabupaten Bekasi, 4 tim kesehatan dari Puskesmas Kedungwaringin, dan 1 dokter berkumpul di Klinik Pratama Lapas Cikarang untuk melaksanakan kegiatan skrining. Sebelumnya, lapas telah berkoordinasi dengan instansi terkait mengenai pelaksanaan tes HIV/AIDS bagi warga binaan pemasyarakatan.

Bacaan Lainnya

Proses skrining dimulai dengan pendataan dan penyuluhan oleh tim Klinik Pratama bagi narapidana, untuk mempersiapkan mereka menghadapi proses skrining. Kemudian, dilakukan pengambilan darah sebanyak 5 CC dari setiap narapidana, yang selanjutnya diuji di laboratorium untuk pemeriksaan HIV/AIDS. Selama kegiatan berlangsung, seluruh protokol kesehatan tetap diterapkan untuk menjaga keamanan dan kesehatan semua pihak yang terlibat.

Dikatakan oleh Muhammad Dani Firmansyah selaku kepala seksi Bimbingan Narapidana dan Anak Didik, kegiatan skrining ini merupakan langkah penting dalam memastikan kualitas kesehatan dan kesadaran HIV/AIDS di kalangan narapidana.

Mewakili kepala Lapas Cikarang, Dani menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Puskesmas Kedung Waringin, tim dari KPA Kabupaten Bekasi atas terlaksananya kegiatan ini. Ia mengakui bahwa dalam keterbatasan sumber daya medis dan obat-obatan di lapas, kolaborasi dengan berbagai instansi pemerintah sangatlah berarti untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada narapidana.

“Kami bahwa kegiatan seperti ini dapat dilakukan secara rutin untuk menjaga hubungan silaturahmi antar instansi pemerintahan dan terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan, terutama di dalam lingkungan pemasyarakatan,” tutur Dani.

Ia juga mengimbau agar narapidana menjadi lebih peduli dalam menjaga kesehatan dan kebersihan selama menjalani masa pidananya.

“Tentu kita berharap bahwa hasilnya akan memberikan informasi yang penting bagi upaya pencegahan dan penanganan HIV/AIDS di dalam lapas dan lingkungan sekitarnya. Kolaborasi antar instansi ini menjadi contoh baik dalam memberikan perhatian terhadap kesehatan masyarakat yang berada di dalam sistem pemasyarakatan, dan diharapkan dapat memberikan manfaat positif bagi semua pihak yang terlibat.” Pungkasnya. (humas/yas)

Pos terkait