KORANBANTEN.COM – Sekretaris Umum (Sekum) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Bojong Hasan Basri mengaku, banyak mendapatkan keluhan dari para guru sekolah dasar (SD) di Kecamatan Bojong soal kebijakan Pemkab terkait penyaluran gaji. Alasannya, kata dia, terbebani dengan penyaluran gaji melalui BRI tetapi guru harus stor piutang secara manual ke BJB yang sebelumnya sebagai penyaluran gaji guru. “Jadi akibat dialihkan penyaluran gaji dari BJB ke BRI mengganggu kinerja guru,” ungkapnya, Selasa (16/6/2019).
Hasan menjelaskan, mayoritas guru SD di Kecamatan Bojong memiliki piutang pinjaman ke BJB sejak penyaluran gaji melalui bank tersebut. Sementara, lanjut dia, guru harus menyetorkan piutang bulanan yang dibayarkan secara manual dengan gaji yang saluran melalui BRI.
“Jadi begini, misalkan seorang guru gajinya Rp 5 juta disalurkan sepenuhnya melalui BRI. Sementara memiliki piutang sebesar Rp 2 juta pada Bank BJB penyalur gaji sebelumnya. Nah uang Rp2 juta ini harus disetor oleh guru ke BJB secara manual. Akhirnya banyak guru yang menunda karena ribet tadi sehingga kena bunga dari BJB,” katanya.
Hasan berharap, Pemkab dapat segera mencarikan solusi bagi para guru soal teknis pembayaran piutang.
“Kenapa tidak secara otomatis dibayarkan BRI ke BJB. Sehingga guru tetap menerima gaji secara murni sisa pembayaran piutang,” ujarnya.
Dihubungi melalui telepon seluler, Guru SDN Cijakan, Kecamatan Bojong, Rahmat membernarkan atas teknik pembayaran piutang pinjaman ke BJB dapat mengganggu konsentrasi guru dalam menjalankan tugas sebagai tenaga pendidik.
“Kami juga berharap persoalan itu dipetimbangkan dan dicarikan solusi,” pungkasnya. (Asep)