KORANBANTEN.com – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menilai pembangunan di Provinsi Banten dalam kurun waktu 16 tahun mengalami peningkatan.Pernyataan tersebut disampaikan Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Desa Kemendagri, Nata Irawan, saat membacakan sambutan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo, pada acara Rapat Paripurna Istimewa Peringatan Hari Jadi ke-16 Tahun Provinsi Banten di KP3B, Curug Kota Serang, Selasa (4/10/2016) dengan tema”Dengan Semangat Hari Jadi ke-16 Provinsi Banten, Ayo Kerja Nyata Gotong Royong Membangun Banten”.
Dikatakan Nata Irwan, secara umum peningkatan pembangunan ini dapat dilihat dari kualitas demokrasi lokal yang tumbuh, perbaikan kesejahteraan masyarakat, pelayanan publik, dan daya saing daerah yang semakin meningkat dari waktu kewaktu.”Peringatan hari jadi ini harus menjadi momentum untuk instrospeksi diri, mengevaluasi kinerja yang telah dicapai, serta konsolidasi antara semua pihak, sehingga pembangunan dimasa yang akan datang lebih baik,”kata Nata Irwan.
Perwakilan Tokoh Pembentukan Provinsi Banten, Muchtar Mandala, juga memberikan apresiasi terhadap Pemerintahan Provinsi Banten, yang melaksanakan beberapa capaian pembangunan di Provinsi Banten, antara lain pembangunan infrastruktur yang telah dan sedang berjalan. “Marilah kita menatap kedepan membangun Banten dengan sebenarnya membangun, menjadi ranking jawara secara nasional, bersemangat jawara, berhati kiyai dan berotak cendekia,”kata Muchtar Mandala.
Gubernur Banten, Rano Karno sebelumnya mengatakan, pembangunan di Provinsi Banten yang telah dilaksanakan bersama seluruh komponen masyarakat dan pemerintah kabupaten/kota, selama kurun waktu 16 tahun secara umum menunjukkan kemajuan dan peningkatan, seperti Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2001 sebesar Rp212,39 miliar dengan APBD sebesar Rp 490.36 miliar, menjadi Rp 5,33 triliun pada Perubahan APBD tahun Anggaran 2016 sebesar Rp 9,30 triliun; Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banten pada tahun 2010 sebesar 67,54 peren meningkat menjadi 70,27 pada tahun 2015, dan secara nasional dari urutan ke-23 sekarang menempati urutan ke–8 sehingga berada diatas IPM nasional sebesar 69,55 persen; Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) pada tahun 2005 sebesar 5,07 persen menjadi 5,16 persen pada trwilulan II tahun 2016, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada tahun 2001 sebesar Rp 50,215 triliun tumbuh menjadi Rp 477,93 triliun pada tahun 2016.
Sedangkan untuk prosentase penduduk miskin menurun dari 9.22 persen pada tahun 2002 menjadi 5,42 persen pada Maret tahun 2016, dan tingkat penganggguran dari 17,45 persen pada tahun 2003, menurun sebesar 9,55 persen pada tahun 2015, dan pada bulan Februari tahun 2016 turun lagi menjadi 7,95 persen.”Kami menyadari, disamping berbagai keberhasilan dan kemajuan pembangunan, tentunya masih belum peneuhnya dapat memenuhi semua harapan masyarakat. Kami yakin dengan semangat kebersamaan semua itu dapat diselesaikan secara bertahap,”ujarnya. @ADVERTORIAL/HMS