koranbanten.com – Meningkatkan edukasi serta peran aktif media komunikasi agar masyarakat dapat menerima informasi yang benar dan akurat tentang vaksinasi Covid-19. Kelompok Kerja Wartawan (Porwan) Pandeglang menggelar Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Pentingnya Peran Masyarakat dalam Menangkal Hoaks dan Disinformasi Vaksinasi Covid-19,” disalah satu hotel di Pandeglang, Selasa (23/11/2021).
Diskusi ini digelar atas dasar maraknya kekeliruan informasi bahkan kabar bohong atau hoaks mengenai vaksinasi. Akibatnya, capaian vaksin di Pandeglang tercatat masih rendah dibanding daerah lain di Provinsi Banten.
“Dari catatan yang kami rangkum, awal target vaksinasi sekitar 900 ribu jiwa. Tapi sampai saat ini perlu didorong, karena belum sesuai target. Sampai November realisasinya masih di bawah 25 persen. Padahal target Pemkab sampai akhir tahun bisa 50 persen,” ujar Ketua Pelaksana, Rifat Alhamidi.
Dia menilai, salah satu faktor rendahnya vaksinasi karena maraknya informasi hoaks dan disinforimasi perihal vaksin Covid-19. Akibatnya, masyarakat masih enggan disuntik vaksin karena berbagai ketakutan maupun kekhawatiran.
“Padahal dengan mempercepat vaksin akan menciptakan kekebalan tubuh komunal. Jika itu sudah tercapai, maka aktivitas masyarakat akan segera kembali normal,” sambungnya.
Maka dari itu, perlu peran aktif semua pihak dalam mengedukasi masyarakar agar mau divaksin sebagai ikhtiar terbebas dari pandemi serta bagian dari pemulihan ekonomi.
“Kami ingin masyarakat atau kelompok kemasyarakatan bisa turut serta berperan dalam mendorong capaian vaksinasi di Pandeglang. Maka dari itu kegiatan ini salah satunya untuk memberikan edukasi. Diharapkan peserta bisa memberi pemahaman terhadap lingkungan sekitarnya agar mau divaksin demi menciptakan kekebalan tubuh komunal,” beber jurnalis media online nasional itu.
Senada dikatakan Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Setda Kabupaten Pandeglang, Ramadhani. Dia mengakui di era kemajuan teknologi, pemerintah cukup kewalahan dalam menangkal hoaks dan disinformasi.
“Memang berita hoaks dalam dua tahun terakhir terus menyebar secara luas. Kita sulit mencegah di era kemajuan teknologi. Oleh karena itu kami mengapresiasi acara ini untuk memberi kontribusi positif perihal pentingnya vaksinasi dan risiko penyebaran Covid,” jelasnya.
Padahal Ramadhani memastikan, vaksin menjadi salah satu jalan keluar terhindari dari penyebaran Covid-19. Apalagi bila sudah divaksin, risiko terjangkit lebih kecil karena kekebalan tubuh kian menguat.
“Yang terjangkit Covid, 75 persen karena belum divaksin. Kalau sudah divaksin, tingkat kesembuhannya juga tinggi. Jadi hal ini cukup membuktikan bahwa vaksin sangat penting,” imbuhnya.
Dia membeberkan, masyarakat tidak perlu khawatir mengenai dampak vaksinasi. Sebab sudah dilakukan uji klinis. Terlebih Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sudah mengeluarkan fatwa mengenai kehalalan dan keamanan vaksin.
“Maka kami mendorong masyarakat yang belum divaksin, agar mau divaksin demi menciptakan herd immunity. Dengan begitu, bukan hanya menekan risiko keterjangkitan Covid, namun juga bisa segera mengembalikan aktivitas masyarakat,” tandasnya.(Fahdi Khalid)