KORANBANTEN.com – Hobi Jokowi Blusukan Dipuji Wartawan TiongkokKabar mengenai hobi Presiden Joko Widodo menyapa rakyat secara langsung hingga ke daerah terpencil juga diketahui kalangan wartawabln Republik Rakyat China atau Tiongkok.
Komitmen Jokowi berinteraksi dengan rakyat menggunakan metode blusukan ini dipuji sebagai cara yang pas untuk memahami persoalan yang dialami rakyat.
Metode blusukan ini juga dilakukan raja-raja Tiongkok di masa lalu, di samping tentu saja mendengarkan laporan dari menteri-menteri dan pejabat lain.
Kekaguman wartawan Tiongkok pada blusukan Jokowi itu disampaikan dalam pertemuan antara delegasi Persatuan Wartawan Tiongkok (PWT) dengan Deputi Kantor Staf Presiden bidan Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Eko Sulistyo di kawasan Cikini, Jakarta, Minggu sore (9/7).
Delegasi PWT sedang berkunjung ke Jakarta memenuhi undangan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
“Presiden Jokowi tahu bagaimana cara mendapatkan masukan yang benar tentang problematika yang dihadapi rakyat,” ujar Deputi Hubungan Luar Negeri PWT, Fang Xinjian.
Mereka lebih kagum lagi manakala mendengar langsung dari Eko Sulistyo bahwa Jokowi juga aktif di media sosial.
“Sejak jadi Walikota Solo, Presiden Jokowi sudah aktif di media sosial. Apalagi setelah jadi Gubernur Jakarta, dan kini jadi Presiden Indonesia,” kata Eko Sulistyo sambil menambahkan Jokowi mengelola langsung akun media sosial yang dia punya.
“Pengikut akun medos Presiden Jokowi cukup banyak. Salah satu yang terbanyak di dunia. Kira-kira nomor tiga untuk Twitter,” tambah Eko Sulistyo.
Sementara Fang Xinjian mengatakan, berinteraksi melalui medsos pada dasarnya juga sama dengan blusukan, yakni untuk mendapatkan informasi akurat mengenai perkembangan dan persoalan yang dialami rakyat.
“Ini sudah benar. Tradisi ini perlu dilakukan terus,” ujar Fang Xinjian.
Platform Asli Indonesia
Sementara Pimred Harian Hunan Gong Zhengweng sebelumnya menyarakan praktisi media siber Indonesia mengembangkan platform media asli Indonesia.
Dia mencontohkan strategi yang dilakukan Tiongkok untuk mendorong pertumbuhan platform media buatan negeri sendiri seperti Baidu yang didirikan tahun 2000. Pemeritah Tiongkok mengontrol penggunaan mesin pencari lain untuk memberi kesempatan kepada platform asli Tiongkok berkembang.
“Dulu banyak yang mengkritik dan mengecam pembatasan itu. Sekarang baru hasilnya terlihat, kami bisa menguasai pasar sendiri,” demikian Gong Zhengweng. (*)