koranbanten.com – Inspektur Wilayah (Irwil) I Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM (Itjen Kemenkumham), Icon Siregar didampingi Kepala Divisi Pemasyarakatan, Masjuno mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Cilegon guna memastikan pelaksanaan tugas dan fungsi pemasyarakatan di Lapas berjalan dengan baik.
Kedatangan Irwil I Icon Siregar dan Kadivpas Majuno, disambut langsung oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas IIA Cilegon, Enjat Lukmanul Hakim beserta jajaran. Rombongan diajak berkeliling untuk melihat langsung ruang kreatifitas warga binaan di Aula Kegiatan Kerja (Giatja) Lapas Kelas IIA Cilegon.
Berbagai produk diperlihatkan. Khusus untuk produk sepatu olahraga buatan tangan warga binaan, Irwil Icon Siregar mengapresiasi hasil inovasi yang telah dibuat.
“Di sini Binkernya sungguh luar biasa. Ini karya warga binaan, produk sepatu Lapas Cilegon saya lihat tidak kalah dengan merk-merk yang sudah terkenal. Harga jualnya pun sangat murah,” ujar Irwil Icon Siregar saat mengomentari produk sepatu olahraga buatan warga binaan. Selasa (04/04) sore.
Sementara itu, Kadivpas Masjuno mengatakan adanya kegiatan pembinaan ini sangat membantu warga binaan untuk mengisi hari-hari dengan kegiatan yang positif.
“Pembinaan yang dilakukan memiliki tujuan positif. Agar warga binaan mendapat bekal untuk memperbaiki kehidupannya, sehingga tak lagi mengulangi tindak pidana yang pernah dilakukan,”ujarnya.
Dalam pantauan di lapangan, kegiatan kerja warga binaan di aula Giatja diawasi langsung oleh petugas, mereka yang mengikuti pelatihan dibekali sarana dan prasarana pendukung yang memadai. Tak hanya sepatu, warga binaan di Lapas Cilegon juga mengikuti banyak kegiatan. Yang baru-baru ini digelar, warga binaan tengah sibuk mempelajari membuat mebel atau furnitur hingga merakit kitchen shet.
Kalapas Cilegon, Enjat Lukmanul Hakim menyebut, pihaknya konsisten memaksimalkan kegiatan pembinaan kemandirian dengan memberikan pelatihan. Dirinya yakin hasil kreativitas warga binaannya mampu bersaing di pasar luas.
“Tidak menutup kemungkinan produk yang dihasilkan warga binaan kami bisa dipasarkan secara luas. Bagi kami saat ini, yang terpenting adalah pembinaan kemandirian bagi warga binaan, agar mampu berkerja dan berkarya saat mereka bebas kelak,” pungkasnya.(**)