KORANBANTEN.COM-Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kota Tanjungpinang bersama KPU, Banwaslu, PWI serta SMSI mendeklarasikan kampanye pemilu damai anti hoaks dan SARA di Kafe Keboon, Batu 5 Atas, Sabtu (3/11/2018) kemarin.
Sebelum deklarasi digelar, panitia menyajikan seminar dengan nara sumber Prof Syafsir Akhlus dari akademisi yang juga Rektor UMRAH, Ketua Banwaslu Tanjungpinang Zaini, Komisioner KPU Tanjungpinang M Yusuf, Ketua PWI Tanjungpinang-Bintan dan Sekretaris PWI Kepri Zakmi, serta pihak Gakumdu Polres Tanjungpinang Edison.
Zaini, selaku ketua Banwaslu mengaku prihatin dengan maraknya hoaks yang beredar di media sosial belakangan ini. Menurutnya, menjelang Pemilu 2019, hoaks yang berbau provokasi banyak beredar di media sosial.
Zaini berharap, agar masyarakat bijak dan pintar dalam memilih informasi yang bermanfaat dan tidak ikut ikutan menyebar informasi yang belum teruji kebenarannya.
“Sedangkan untuk kampanye di media sosial saja, sudah ada aturan pembatasan akun. Kalau ada yang melanggar akan ada sanksinya. Satu partai hanya boleh memiliki maksimal 10 akun media sosial. Calegnya, silakan bergabung ke akun yang didaftarkan oleh partainya sebagai ajang kampanye,” sebut Zaini.
Sementara itu, Yusuf dari KPU menyebutkan, pihaknya selaku penyelenggara Pemilu, sangat berharap Pemilu 2019 berlangsung damai untuk menunjukan bangsa yang bermartabat.
Diakuinya, penomena maraknya hoaks belakangan ini cukup mengganggu dalam menciptakan iklim Pemilu damai.
“Sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk mengkapanyekan Pemilu Damai, hingga perlu peran semua pihak untuk mewujudkan Pemilu yang bermartabat,” ujarmya.
Sementara itu, Profesor Syafsir Akhlus, menilai di era millinial ini, semua masyarakat elemen dituntut untuk bijak menggunakan saluran komunikasi di media sosial.
“Ini Era destruksi 4.0. Era informasi tahap pertama sudah berlalu sekarang memasuki era informasi tahap 2. Sarana komunikasi menggunakan sistem smart, termasuk smartphone, smart card dan smart-smart lainnya. Hanya kitanya yang belum smart dalam menggunakannya. Smart itu tidak hanya pintar, namun juga bijak. Di Era 4.0 ini, menusianya juga dituntut smart,” jelas Rektor UMRAH ini.
Sementara itu, Ketua PWI Tanjungpinang-Bintan Zakmi menyebutkan, hoaks di media sosial belakangan ini sudah sangat mengkhawatirkan. Karena penyiaran informasi identik dengan pekerjaan wartawan melalui medianya, hingga banyak yang beranggapan media sosial itu adalah media massa.
“Media sosial itu kontradiksi dengan media massa. Media massa itu wujudnya berupa Koran, majalah, tabloid, televisi, radio dan media siber. Media ini sistem kerjanya diatur oleh UU Pers serta ada kode etiknya. Sangat kecil peluang media untuk menyebarkan hoaks, karena setiap informasi yang masuk ke wartawan harus di verifikasi dan dikonfirmasi. Bagi media yang melanggar ketentuan, ada sanksinya dari Dewan Pers,” tandas Zakmi yang juga Sekretaris SMSI Kepri.
Zakmi juga mengapresiasi KAMMI Tanjungpinang yang menginisiasi kampanye damai Anti Hoaks dan SARA.
“Upaya saring sebelum Sharing harus dilakukan oleh semua pihak agar tidak ikut-ikutan menyebar hoaks,” tandas Zakmi.
Ketua KAMMI PD Tanjungpinang, Andrian mengatakan, selain mengkampanyekan pilkada damai anti Hoas dan SARA, KAMMI juga merupakan lembaga pemantau pemilu yang sudah terdaftar di Bawaslu Pusat.
“Kita bersama-sama mengawal Pemilu 2019 agar berjalan sukses hingga terpilih pemimpin-pemimpin yang amanah. Kebetulan kita juga mengandeng PWI dan SMSI untuk membantu menyosialisasikan program ini,” terangnya.(rls).