KORANBANTEN.COM – Di sebuah ruang tenang di balik pintu-pintu besi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Cilegon, terdengar lantunan pujian dan doa yang mengalun pelan namun menyentuh. Di sana, warga binaan beragama Nasrani berkumpul dalam kekhusyukan, mengikuti ibadah rutin sebagai bagian dari pembinaan spiritual yang dilakukan dengan penuh kasih.
Setiap pekan, kegiatan ibadah ini menjadi ruang khusus bagi para warga binaan untuk kembali menguatkan iman, memohon pengampunan, dan menemukan kembali arah hidup yang sempat tersesat. Dipandu langsung oleh petugas pembina keagamaan dari dalam lapas, suasana ibadah berlangsung khidmat dan damai.
Ibadah dilangsungkan dengan sederhana, namun penuh makna. Warga binaan memanjatkan doa, menyanyikan lagu rohani, dan mendalami ayat-ayat Alkitab yang mengingatkan mereka tentang kasih Tuhan yang tak pernah meninggalkan, sekalipun manusia telah terjatuh.
Kepala Lapas Kelas IIA Cilegon, Margono, dalam keterangannya menyampaikan bahwa kebebasan untuk menjalankan ibadah merupakan hak setiap warga binaan yang harus dijaga dan difasilitasi dengan sepenuh hati.
“Kami tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga membina harapan. Di balik keterbatasan fisik, kami ingin memberi ruang seluas mungkin bagi kebebasan batin. Ibadah ini menjadi jembatan bagi mereka untuk berdamai dengan diri sendiri, dengan masa lalu, dan dengan Tuhan. Kami percaya, kasih yang tulus bisa mengubah jalan hidup siapa pun.”
Bagi warga binaan Nasrani, momen-momen ibadah ini bukan hanya rutinitas, melainkan waktu yang paling dinanti. Banyak dari mereka merasa lebih tenang, lebih kuat, dan lebih siap menghadapi hidup setelah mengikuti ibadah secara konsisten. Doa-doa yang terucap bukan hanya tentang kebebasan, tetapi juga tentang pengampunan, pemulihan, dan tekad untuk memulai lagi.
Salah satu warga binaan menyampaikan kesannya seusai ibadah: “Meskipun saya berada di dalam, saya merasa Tuhan tetap dekat. Ibadah ini menyadarkan saya bahwa hidup masih bisa berubah, asal saya bersungguh-sungguh.”
Kegiatan ini menjadi bagian dari program pembinaan rohani lintas agama yang dijalankan Lapas Kelas IIA Cilegon. Pihak lapas berkomitmen untuk menghadirkan lingkungan pemasyarakatan yang adil, manusiawi, dan membuka peluang untuk perbaikan diri bagi semua, tanpa memandang latar belakang keyakinan.
Melalui sentuhan iman dan kasih yang dijaga dalam ibadah ini, para warga binaan perlahan belajar memaafkan diri, menerima masa lalu, dan berharap akan masa depan yang lebih baik. Di tempat di mana kebebasan dibatasi, kasih tetap menemukan jalannya.(***).