KORANBANTEN.COM – Ratusan Kepala Keluarga (KK) korban banjir dan longsor warga Desa Banjarsari, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, kini tinggal di hunian sementara (huntara) darurat. Kehidupan mereka tanpa listrik, tanpa air bersih dan tanpa fasilitas rumah tangga yang memadai. Bukan hanya itu, akses menuju lokasi huntara juga sulit karena badan jalan berupa tanah merah yang menanjak sehingga sulit untuk dilalui jika tersiram hujan.
“Inilah kondisinya, sementara ada 140 KK yang memilih tinggal di huntara di sini. Mereka tak lagi betah di pengungsian dan memilih tinggal di sini meski tanpa fasilitas memadai,” ujar Anis Mujtahidin, Kepala Desa Banjarsari, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Minggu (16/02/2020).
Pengakuan ini disampaikan Anis di hadapan Ketua Umum Perkumpulan Urang Banten (PUB) Taufiequrachman Ruki yang datang menyambangi korban banjir. Turut ikut dalam rombongan segenap jajaran pengurus PUB diantaranya, Ki Eden Gunawan, Ki Rizqullah, Ki Firdaus, Ki Yayat Ruky, Ki Pepep, Nyi Reni, Ki Dede A, Ki Anang Rachmat, Ki Ony Sanwani, Ki Aang Safari, serta Ki Afendi Cilegon dan Ki Erwin Rangkas. Medan yang dilewati rombongan PUB cukup berat hingga menggunakan kendaraan off road.
Ditambahkan Anis, para penghuni Huntara Darurat berasal dari seluruh wilayah Desa Banjarsari yang terkena musibah banjir dan longsor, 1 Januari 2020 silam.
“Mereka kehilangan seluruh rumah dan isinya. Tak ada tempat untuk pulang, sementara tinggal di pengungsian sudah tak betah, meski semua fasilitas dilengkapi,” ujarnya.
Rombongan Ketua Umum PUB, selain meninjau huntara yang dibangun atas bantuan donatur PUB, juga membagikan paket bantuan uang tunai.
Pada kesempatan kunjungan itu, menanggapi laporan dari Kepala Desa Banjarsari, Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia, Taufiequrachman Ruki meminta PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) agar membantu warga penghuni Hunian Sementara (Huntara) di Cigobang Anyar, Desa Banjarsari, Kabupaten Lebak. Pasalnya, ratusan warga yang tinggal di gubug darurat tanpa penerangan listrik sama sekali.
“Saya berharap PT PLN bisa memasang genset di sini secepatnya. Kebutuhan listrik sangat mendesak bagi warga,” pungkas Taufiequrachman Ruki yang di sela-sela peninjauan Huntara yang dibangun oleh Perkumpulan Urang Banten (PUB).
Sementara, warga penghuni Hutara, Elly mengamini jika saat ini penerangan lampu listrik sangat dibutuhkan.
“Belum ada listrik Pak, kalau malam gelap sekali,” ujar Elly, salah satu penghuni Huntara.
Diketahui, ratusan kepala keluarga korban banjir dan longsor pada 1 Januari 2020 mulai meninggalkan lokasi pengungsian di daerah Ciuyah, Sajira, Kabupaten Lebak. Mereka memilih mendirikan rumah darurat di area jalan milik PT Cemindo Gemilang yang belum rampung dibangun, menurut warga di hubtars mereka lebih dekat dengan kebun dan kehidupan mereka. (red).