Komisi III DPR akan memanggil Kapolri terkait insiden penembakan mobil yang terjadi di Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Pihak kepolisian akan dimintai penjelasan terkait kejadian yang menyebabkan beberapa korban itu.
“Ya kita sudah jadwalkan pekan depan,” ujar Ketua Komisi III DPR, Bambang Soesatyo, berdasarkan keterangan tertulisnya, Rabu malam (19/4/2017).
Pria yang akrab disapa Bamsoet itu juga mengatakan ada pelanggaran prosedur yang sangat fatal dalam insiden penembakan mobil. Dia menilai penembak mobil kurang cermat dan salah sasaran.
“Ada pelanggaran prosedur yang sangat fatal dan kekurangcermatan terhadap target atau sasaran,” kata Bambang Soesatyo.
Selain itu, dia juga meminta polisi untuk menindak tegas oknum penembak tersebut.
“Kami mengutuk tindakan biadab oknum polri tersebut. Dan kami meminta kapolda Sumsel untuk menindak tegas oknum tersebut, tidak cukup pemecatan tapi juga kurungan pidana,” kata Bamsoet.
Kejadian ini pun dinilai menjadi tamparan keras bagi pihak kepolisian. Bambang mengimbau polri segera melakukan evaluasi menyeluruh pasca insiden ini.
“Kami mendesak pimpinan Polri untuk segera melakukan evaluasi secara menyeluruh. Peristiwa tersebut jelas merupakan tamparan keras terhadap kapolri,” tuturnya.
Sementara itu, anggota Komisi III lainnya, Desmond J Mahesa menyatakan hal yang sama bahwa peristiwa ini tidak perlu terjadi. Desmond meminta kepolisian untuk mengubah wajah kepolisian sehingga tidak menimbulkan kesan takut terhadap masyarakat.
“Wajah kepolisian harus terpercaya, melakukan hal yang tepat di suatu tempat,” kata Desmond.
Menurut Desmond, hal ini terjadi karena proses pembinaan di kepolisian dianggap keliru. Kepolisian harusnya menampilkan wajah civilian police bukan wajah militer.
“Menurut saya ini proses pembinaan di kepolisian yang hari ini dibinanya salah, wajah di kepolisian jadi yang diperlihatkan ini wajah milter, bukan wajah civilian police, salah di pendidikan polisi,” tuturnya. @OPIK