Konservasi Sastra Lisan di Banten dengan Program “Ubrug Masuk Sekolah”

Ubrug, tradisi teater rakyat yang menjadi pemersatu masyarakat Banten. (foto: istimewa)

Banten — Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten, Halimi Hadibrata, menyampaikan, di tahun 2021 ini pihaknya menggunakan ubrug untuk konservasi sastra lisan.

Lewat program “ubrug masuk sekolah”, Kantor Bahasa Provinsi Banten membuat video dan buku bahan ajar ubrug untuk diimplementasikan oleh sekolah tingkat menengah di seluruh Provinsi Banten.

Bacaan Lainnya

“Kegiatan yang terbagi menjadi empat tahapan pelaksanaan ini telah berlangsung sejak 28 Juni 2021 dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, sanggar pelaku tradisi, hingga komunitas seni dan budaya,” tuturnya beberapa waktu lalu.

Untuk bisa mewujudkan pemodelan konservasi dengan capaian masuknya ubrug ke lingkungan pendidikan formal di tingkat sekolah menengah atas, Kantor Bahasa Provinsi Banten bekerja sama dengan pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang dan Provinsi Banten, terutama dalam penyusunan bahan ajar yang disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SMA.

Hasil luaran produk berupa buku dan video bahan ajar ubrug akan didiseminasikan melalui seminar hasil yang akan dilaksanakan pada bulan Oktober.

Halimi berharap agar luaran dari rangkaian konservasi sastra lisan yang dilaksanakan sejak bulan Juni ini dapat diterima dan diimplementasikan oleh sekolah di Provinsi Banten, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam ubrug sebagai tuntunan dan tontonan, dapat terwarisi melalui pelajaran seni dan budaya di sekolah.

Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, Bara Hudaya, mengatakan, pihaknya sangat mendukung kegiatan yang dilakukan oleh Kantor Bahasa Provinsi Banten. Ia  berharap bahan ajar yang dihasilkan nantinya akan dapat membantu guru-guru SMA dalam mengajarkan ubrug di sekolah-sekolah.

“Sehingga ke depannya, generasi muda akan terus merawat tradisi, budaya, dan bahasa daerah di Banten agar tetap lestari,” ungkapnya, dilansir kemendikbud.go.id.

Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Seni Budaya Kabupaten Pandeglang, Ujang Supriadi, mengatakan, pelibatan MGMP Seni Budaya dalam penyusunan bahan ajar ubrug juga mendapatkan sambutan baik dari Ketua MGMP Seni Budaya.

Ia melihat, luaran berupa video dan buku bahan ajar ubrug akan sangat membantu guru-guru sekolah dalam mengajarkan ubrug di sekolah-sekolah. “Harapannya, pengetahuan dan keterampilan para pelaku tradisi ubrug dapat diwariskan ke generasi muda di sekolah-sekolah,” ujarnya.

Ubrug merupakan sebuah teater rakyat yang memuat sastra lisan, unsur musik, tari, lakon, hingga pencak silat dan debus, memiliki sebaran hampir di seluruh wilayah Provinsi Banten. Ubrug dikenal mulai dari Kota Cilegon, Kota Serang, Kabupaten Serang, Tangerang Raya, hingga di wilayah selatan, yaitu Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak. Banten yang multilingual dan multikultural seolah dipersatukan oleh sebuah seni pertunjukan bernama ubrug yang tersaji dalam ragam bahasa sunda, jawa, dan melayu betawi.

Pada tanggal 17 Agustus 2021, pendokumentasian pertunjukan ubrug dengan lakon “Lutung Kasarung” yang menjadi salah satu data dukung bahan ajar dilaksanakan dengan melibatkan sanggar-sanggar pelaku tradisi ubrug seperti Pusaka Jaya, Pusaka Mekar, Sinar Harapan, dan Tiga Saderek juga didukung oleh komunitas seni dan budaya yang memiliki kepedulian terhadap ubrug di wilayah Banten seperti Lembaga Pelestari Kebudayaan, Halaman Budaya, Dialog Utara Selatan, dan Boeatan Tjibalioeng.

Salah satu perwakilan dari komunitas Halaman Budaya, Yopi Hendrawan, menyebut dirinya tidak ingin kehilangan ubrug, dan menurut dia semua pihak punya tanggung jawab untuk terus melestarikan dan mewarisinya ke generasi muda. “Apa yang dilakukan saat ini, seharusnya bisa menjadi langkah awal dari upaya bersama untuk mempertahankan tradisi ubrug sebagai pondasi kebudayaan yang kita miliki,” tuturnya. (*/cr1)

Pos terkait