KORANBANTEN.com – Korban meninggal dunia akibat gempa berkekuatan 6,4 skala Richter yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Rabu pagi, 7 Desember 2016, sebagian besar tinggal di rumah toko (ruko). Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, jumlah korban sampai Rabu siang sudah 52 orang.
Zainal, warga Meureudu, ibu kota Pidie Jaya, mengatakan banyak korban meninggal menetap di rumah toko dan umumnya di lantai 2, sehingga saat gempa terlambat ke luar ruko. “Banyak yang meninggal dunia warga yang tinggal di pertokoan, terutama bangunan ruko yang ada di Mereudeu. Sedangkan warga yang tinggal di rumah belum diketahui apa ada yang meninggal dunia,” kata Zainal.
Menurut dia, daerah yang mengalami kerusakan parah akibat gempa diPidie Jaya adalah Ule Glee, Meureude, dan Tringgadeng, baik kerusakan berupa bangunan pertokoan, masjid, maupun rumah. Sesaat setelah gempa, pusat pelayanan kesehatan di wilayah Pidie Jaya dipenuhi para korban gempa.
“Semua puskesmas yang ada di Meureudu sudah penuh dengan korban gempa. Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya, yang terletak di pinggir jalan raya Banda Aceh-Medan, Sumatera Utara, juga sudah penuh, sehingga korban harus dilarikan ke rumah sakit kabupaten tetangga, seperti ke rumah sakit di Pidie dan di Kabupaten Bireun,” ujar Zainal. @DF