KORANBANTEN.COM – Pondok Pesantren (Ponpes) As-Syifa yang terletak di Kampung Saruni RT 01/01, Kelurahan Saruni, Kecamatan Majasari, pada Selasa malam (25/2/2020) pukul 20:50 WIB, terbakar. Bencana ini terjadi diduga akibat korsleting listrik di salah satu kamar santri.
Menurut keterangan salah satu santri As-Syifa Nurdin Hasunudin menceritakan, peristiwa itu terjadi ketika dirinya bersama para santri melakukan pengajian di majelis taklim. Dirinya baru mengetahui terjadi kebakaran ketika mencari data santriwati yang terkena Demam Berdarah (DBD).
Melihat Api semakin membesar, kata Nurdin, dirinya berteriak berlari dan berhamburan dengan para santri yang berupaya melakukan pemadaman dengan alat seadanya.
“Alhamdulillah api 80 persen sudah padam ga lama kemudian mobil damkar datang dan api pun bisa di padamkan, “kata Nurdin, Rabu (26/2).
Nurdin menambahkan, Selain tiga kamar santri, kebakaran yang menimpa ponpesnya itu juga menghanguskan buku, kitab, pakaian, telepon seluler, dan bekal para santri.
Akibat musibah tersebut kerugian ditaksir mencapai Rp 30 juta lebih, ” Allhamdulilah tidak ada korban jiwa, karena para santri sedang ada di luar kobong, “Ungkapnya
Sementara itu Kepala Kelurahan Saruni, Ade Gozali mangatakan, salah satu langkah yang efektif pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak PLN dan mensosialisakan bagaimana menggunakan listrik yang baik dan bijak.
” Kita akan berkoordinasi dengan PLN atas kejadian ini, kalau kita lihat ternyata memang satu colokan itu di pakai lebih dari lima Handphone termasuk pemasak air. Sehingga mungkin itu salah satunya yang memicu kejadian ini, “Ungkap Ade.
Untuk itu, masih kata Ade, dirinya berharap dengan kejadian ini para santri maupun santriwati bisa mengambil hikmahnya serta menjadikan pelajaran atas musibah yang menimpahnya.
“Kita ambil hikmahnya apa yang terjadi dan memberikan sosialisasi serta pembelajaran terhadap warga yang ada di pesantren ini khususnya, ” katanya.
Camat Majasari Caswa, berharap peristiwa kebakaran tiga ruang kamar santri akibat korsleting listrik dari salah satu kamar santri ini segera berlalu. Psikologi dan kebutuhan para santri dapat segera teratasi untuk beberapa hari kedepan, agar tidak menjadi beban kiyai Endang Firdaus selaku pemilik Ponpes. “Saya juga sudah menyampaikan ke Bupati untuk ditindaklanjuti. Mudah-mudahan ada tindak lanjut dari Bupati dengan Dinas terkait dalam upaya perbaikan enam kamar santri,” katanya. (Asp)