Lapas Cilegon Ajak Warga Binaan Berkarya Lewat Kreasi Desain Kaus

koranbanten.com – Lewat berbagai kegiatan pembinaan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Cilegon, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) bebas untuk berkreasi serta menunjukkan minat dan bakatnya. Salah satu kegiatan yang ada di Aula Pembinaan Kegiatan Kerja Lapas Cilegon adalah kreasi desain (printing) baju.

Mereka yang berminat, aktif dalam kegiatan ini setiap harinya, untuk memproduksi kaus-kaus berlogo merek “Giatja Lagoon Inovatif & Creativity”. Dengan berkreasi para peserta yang berstatus narapidana tersebut, dapat mengasah bakat dan kemampuannya selama menjalani masa hukumannya di Lapas.

Bacaan Lainnya

Sejak 2 (dua) minggu terakhir, dijelaskan Kepala Seksi Kegiatan Kerja (Kasi. Giatja) Lapas Cilegon, Aditya Jatari, para warga binaannya yang memanfaatkan kegiatan Kreasi Printing di Lapas Cilegon, selalu mencoba untuk membuat berbagai desain.

“Printing baju kaus merupakan salah satu produk inovasi dari Giatja Lapas Cilegon, dan para warga binaan kami sudah memproduksi berbagai desain, Salah satunya karakter tokoh pewayangan Arjuna ini, yang namanya juga digunakan menjadi salah satu nama gedung hunian bagi para warga binaan,” jelasnya, saat dikonfirmasi, Sabtu (07/07) siang.

Aditya Jatari berharap lewat desain yang ada pada gambar kaus-kaus yang di-printing, akan membuat nama Giatja Lagoon makin dikenal di masyarakat luas. Khususnya dalam hal kreativitas para warga binaannya.

Salah satu warga binaan yang mengikuti kegiatan sablon ini, Partoyodi mengaku berencana membuka bisnis sablon bersama anaknya setelah dirinya bebas kelak. Jika nantinya berhasil membuka sablon, Pria paruh baya yang menerima vonis 10 tahun ini berharap bisa membuka lapangan pekerjaan dan peluang belajar untuk siapa saja yang ingin berwirausaha.

“Disini menjadi tempat yang baik untuk saya menimba ilmu, khususnya di bidang sablon. Saya yang sudah menyesali kesalahan saya, berharap dapat berguna kelak dengan keahlian yang saya asah selama dibina di Lapas Cilegon,” ujar Partoyodi.

“Dengan mengikuti pembinaan yang diberikan petugas, Saya kini bisa mengelola mesin sablon dengan baik, menggunakan mesin press, dan sebagainya, termasuk mempelajari bisnis sablon,” tandasnya.

Sejauh ini, pihak Lapas Cilegon sudah mempromosikan kaus kreasi digital printing karya warga binaannya, lewat media sosial akun resmi Lapas Cilegon, baik itu Facebook, Instagram maupun Twitter. Kaus karya warga binaan juga dipasarkan melalui lapak online Tokopedia, dengan nama toko online-nya Giatja Lagoon.

Harga Kaus yang dijual relatif, tingkatan harganya tergantung komposisi warna hingga tingkat kerumitan. Namun, jika dibandingkan dengan produk-produk lain yang sejenis, kaus Giatja Lagoon ini masih bisa bersaing, karena dijual dengan harga yang ramah di kantong, yaitu antara Rp 75 ribu hingga Rp 100 ribu per kausnya.

Tak hanya digital printing, para warga binaan di Lapas Cilegon juga diajari untuk mempelajari teknik sablon manual plastisol. Sablon ini juga menjadi teknik sablon unggulan di Lapas Cilegon. Sablon Plastisol diketahui memiliki hasil yang lebih awet, kuat dan tidak mudah mengelupas atau cepat menghilang.

Saat ini para warga binaan yang mengikuti kegiatan kreasi desain baju kaus, tak hanya mengerjakan desain yang diberikan oleh pihak Lapas saja. Mereka juga dapat mengikuti permintaan pasar, dan siap mengerjakan desain sesuai permintaan para konsumennya. (***)

Pos terkait