KORANBANTEN.COM-Lembaga pemasyarakatan (Lapas) Rangkasbitung kelas lll berhasil memanen buah Semangka Madu di kebun yang berada disarana asimilasi dan edukasi milik lapas yang berada di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak. Padahal, penanaman buah Semangka itu awalnya hanya sebatas uji coba, namun setelah masa tanam selama 70 hari, buah buah Semangka dapat berbuah dan bisa dipanen dengan baik.
Dikatakan Kalapas Rangkasbitung, Budi Ruswanto, para narapidana bersama petugas lapas berhasil melakukan panen Semangka dikebun sarana asimilias dan edukasi sebanyak 30,5 kg tahap pertama. Tentunya keberhasilan Narapidana memanen buah Semangka tersebut merupakan kado yang indah pada saat peringatan HUT RI ke 76.
“Kami menanam buah Semangka di kebun milik Lapas. Setelah masa tanam selama 70 hari, akhirnya kami bisa memanennya. Ini tentu kabar gembira sekaligus kado yang indah di peringatan HUT RI ke 76. Padahal, menanam buah Semangka tersebut merupakan uji coba saja,”kata Kalapas, Budi Ruswanto, kepada wartawan, Rabu(18/08/2021).
Karena uji coba menanam Semangka itu dinilai berhasil. Maka kedepan pihaknya akan kembali menanam buah Semangka Madu. Karena waktu yang dibutuhkan untuk memanen sangat singkat, yaitu sekitar 70 hari dari masa tabur benih. Selain panen buah Semangka, diareal sarana asimilasi dan edukasi tersebut juga petugas lapas dan narapidana berhasil melakukan panen Ikan Lele sebanyak lima kwintal.
Tentusaja kata Budi, hasil panen petugas lapas dan napi tersebut dipasarkan disekitar wilayah Rangkasbitung saja. Hasil penjualannya akan dibelanjakan lagi kepada benih dan bibit. Ia berharap, sarana asimilasi dan edukasi yang dimiliki oleh lapas Rangkasbitung tersebut menjadi tempat pusat produktifitas para Narapida.
“Kita akan terus memaksimalkan sarana asimilasi dan edukasi. Dengan harapan, Narapidana yang telah keluar dari masa tahanan dapat berbaur dengan masyarakat dan memiliki kemampuan untuk menghidupi kebutuhan sehari hari,”ujar Budi lagi.
Sementara itu, Eka Yogaswara, Kasubsi Pembinaan mengatakan, sarana asimilasi dan edukasi harus menjadi sentra produksi bagi narapidana. Karena, warga binaan harus didorong untuk aktif dan produktif, sehingga menghasilkan karya yang bernilai, begitu juga pegawai sebagai teladan dan pembina diarahkan untuk berkinerja tinggi.
“Kedepan harus dikembangkan, baik warga binaan maupun petugas harus meningkatkan kapasitasnya, pembimbingan dan pendampingan akan kita lakukan terus, agar hasilnya menjadi kebanggaan bersama,”tutur Eka(yud)