Koranbanten.com – Di tengah kondisi defisit anggaran Kabupaten Serang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serang malah melakukan kunjungan kerja ke Solo. Hal itu dinilai tidak sesuai komitmen DPRD yang mengusulkan melakukan rasionalisasi kegiatan atau mengurangi kegiatan yang dianggap tidak terlalu penting. Legislator sendiri malah membuang uang dengan seenaknya pelisiran.
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Serang Hijau, Heri mengatakan, dirinya tak habis pikir dengan tindakan yang dilakukan para dewan. Heri menyebut, kunker DPRD dinilai menghabiskan anggaran.
“Kita tidak tahu agenda kerja mereka itu ngapain sampai 50 anggota DPRD keluar tempat. Pertanyaannya mau ngapain? Kabupaten Serang ini mengalami defisit anggaran,” ujar Heri kepada koranbanten.com saat dikunjungi di ruang kerjanya, Selasa, (11/04).
Ia melanjutkan, di tengah defisit anggaran seharusnya DPR selaku representatif wakil rakyat bisa berfikir lebih cerdas dan berempati pada kondisi rakyat di Kabupaten Serang. “Harusnya mereka bisa lebih manusiawi gitu,” kata Heri.
Heri menyarankan ada baiknya kalau kunjungan kerja dan hal-hal yang bisa diminimalisir ya dihemat, salah satunya, tidak perlu melakukan kunjungan kerja.
Apalagi kegiatan kunjungan kerja dinilai menghabiskan anggaran pemerintah di tengah kondisi ekonomi yang sedang tertekan. Heri menyebutkan anggota DPRD tidak cerdas dalam melihat situasi dan kondisi daerahnya. “Coba bayangkan, satu anggota DPR dapat uang saku Rp 1 juta dikali 3 hari kali 50 anggota DPR, berapa ratus juta yang harus dikeluarkan. Harusnya kepekaan sosialnya lebih tumbuh dan lebih peka,” jelasnya.
Bahkan Heri menilai kegiatan kunker DPRD dinilai tidak ada hasilnya. Ia menyebut hasil dalam kegiatan tersebut tidak pernah dipublikasikan ke publik sehingga menimbulkan pertanyaan besar masyarakat.(Kie).