KORANBANTEN.COM – SEDANG APAKAH umumnya kita – juga anak-anak – kalau sedang berkumpul di rumah pada pukul 18.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB? Sedang mengeja huruf hijaiah atau mengaji Al-Qur’an? Pasti ada, tetapi banyak juga di antara kita sedang menonton televisi.
Inilah kekhawatiran, sekaligus galau-nya Ketua Forum Koordinasi Gerakan Magrib Mengaji (FKGMM) Kabupaten Lebak, Drs. K.H. Zainuddin Amir, seperti diiakuinya di Sekretariat FKGMM, Rabu sore (25/03/20). “Saya ingin rumah dan masjid lebih ramai oleh anak-anak yang mengaji dan mengkaji Al-Qur’an.
Sangat indah. Mereka salat magrib berjamaah, terus mengaji, kemudian diakhiri dengan salat isya,” kata Zainuddin Amir, lalu menarik nafas panjang. “Kenyataannya, justru kita ‘mengaji’ acara-acara televisi,” tambahnya, prihatin. Meski begitu, “lokomotif” FKGMM Kabupaten Lebak itu tak akan pernah menyerah. FKGMM disebutnya sebagai program pembentukan anak-anak saleh, anak-anak yang diajak lebih dulu mengenal kitab suci-nya, sebelum mengenal buku atau kitab yang lain.
Dengan mengutip nasihat Khalifah Ali bin Abi Thalib, Zainuddin Amir mengingatkan bahwa anak-anak itu diciptakan bukan untuk zaman kini, melainkan untuk zaman nanti. Oleh karena itu, mereka wajib dididik sejak dini, meliputi penanaman akidah, rajin ibadah, dan terbiasa ber-akhlak karimah.
Untuk menggerakkan FKGMM itu, diakui Zainuddin Amir, diawali dengan rapat koordinasi dan konsolidasi tingkat Kabupaten Lebak, “Saya ingin mendapat dukungan penuh dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk tidak kalah penting dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Lebak,” kata Zainuddin Amir, penuh semangat.
Sekadar catatan, Baznas Kota Yogyakarta, Kementerian Agama Kota Yogyakarta, dan Badan Koordinasi Taman Pendidikan Al-Qur’an (Badko TPA) setempat secara bersama-sama melahirkan Gerakan Masyarakat Magrib Mengaji (Gemmar) Mengaji. Kata tokoh Gemmar Mengaji Kota Yogyakarta, Misbahrudin, gempuran teknologi informasi, khususnya televisi, kini terasa menggantikan tradisi magrib mengaji di rumah-rumah. “Gemmar Mengaji untuk membumikan Al-Qur’an,” kata Misbahrudin lagi.
Lalu, Pemerintah Kabupaten Lebak, Kementerian Agama Kabupaten Lebak, dan Baznas Kabupaten Lebak bisa berfusi kekuatan untuk semakin mem-bumi-kan Al-Qur’an? “Harus bisa! Apalagi, puncak lambang Kabupaten Lebak adalah menara masjid. Dan, masjid akan semakin berkah ketika ramai oleh anak-anak yang mengeja dan mengaji Al-Qur’an,” harap Zainuddin Amir. (Dean Al-Gamereau).