Masjid Baitussalam Lapas Kelas I Tangerang Ubah Ribuan Karakter Napi Jadi Lebih Baik

TANGERANG-BANTEN – Masjid Baitussalam, Itulah sebutan untuk Masjid yang terlihat Gagah dan Kokoh, berdiri tegak atas Lahan yang dikelilingi tembok tinggi Lapas Kelas I Tangerang yang berlokasi di Jalan Veteran No.2, RT.03 / RW.11, Babakan, Tangerang, RT.005/RW.004, Babakan, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Banten 15118

Saat itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mardjoeki dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Banten, Ajub Suratman beserta beberapa Muspida Kota Tangerang melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Baitussalam di Lapas Kelas I Tangerang, pada Kamis, 11 Januari 2018.

Bacaan Lainnya

Hadir pula dalam acara tersebut Syech Ali Jaber, Perwakilan Pemerintah daerah Tangerang Asisten Daerah I, Staf Ahli bidang ekonomi Pemerintah Kota Tangerang, Kepala BNNK Tangerang, Sesepuh Pemasyarakatan, serta Para Kepala Unit Pelaksana Teknis Se wilayah Banten.

Perlu diketahui bahwa Lapas Kelas I Tangerang di bangun tahun 1980, saat itu masjid yang berdiri diatas lahan seluas 166 m2 dengan daya tampung 200 orang jama’ah, masjid yang dimanfaatkan sebagai sarana ibadah dan pembelajaran ilmu agama Islam bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan Pegawai Lapas Kelas I Tangerang ini pernah mengalami peningkatan kapasitas daya tampung jama’ah secara swadaya pada tahun 2012 sehingga kapasitas meningkat menjadi kurang lebih 300 orang jama’ah.
Karena daya tampung Masjid hanya 300 orang jamaah sehingga setiap pelaksanaan sholat jumat banyak jamaah yg sholat di luar Masjid. Jamah terpaksa harus menyiapkan alas sholat sendiri, baik berupa karpet, kardus bahkan koran bekas. Karena saat itu jumlah WBP Muslim mencapai lebih dari 2000 orang.

Pembangunan kembali Masjid Baitussalam Lapas Kelas I Tangerang yang diresmikan pada hari Selasa 02 April 2019 oleh Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna H Laoly tersebut dilakukan secara swadaya sehingga anggaran yang ditimbulkan di galang dengan cara menyebarkan proposal sumbangan kepada calon donatur dan dermawan eksternal, mengedarkan list sumbangan sukarela bagi kalangan pegawai dilingkungan Kanwil Banten dan juga Kanwil se-Indonesia, membuat kotak dana pembangunan masjid, menjual souvenir hasil karya WBP yang dijual kepada pembesuk atau pengunjung di Lapas Kelas I Tangerang, serta secara rutin setiap hari Minggu menyelenggarakan pagelaran seni budaya Islami WBP baik di area halaman lapas maupun area car free day kota Tangerang.

Saat acara peletakan batu pertama pembangunan kembali Masjid Baitussalam, Plt. Direktur Jenderal Pemasyarakatan menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi atas inisiatif dari Kepala Lapas Kelas I Tangerang yang saat itu dijabat oleh R. Andika Dwi Prasetya beserta jajaran Lapas Kelas I Tangerang dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembangunan Masjid Baitussalam.
Masjid yang dibalut warna Hijau dan Putih, serta memiliki Kubah berwarna merah dengan list putih dapat terlihat dengan jelas dari jauh hingga Flyover Cikokol Kota Tangerang.

Masjid tersebut menjadi saksi bisu bagaimana perubahan warga binaan secara pribadi menjadi lebih baik, masjid itu juga menjadi sarana untuk warga binaan mendalami ilmu agama islam.
Banyak sekali kegiatan positif, khususnya keagamaan yang berjalan baik di Masjid Baitussalam Lapas Kelas I Tangerang.
Bertahun-tahun masjid tersebut terus membentuk karakter manusia untuk menjadi lebih baik.
Disisi lain, yang membanggakan sekaligus mengharukan bahwa yang membuat desain gambar dan yang mengerjakan pembangunan Masjid yang megah ini adalah WBP (Warga Binaan) yaitu para Narapidana.

Setiap hari ratusan orang WBP secara sukarela bergotong royong, Karena begitu besarnya antusiasme WBP yang ingin berpartisipasi menyumbangkan tenaganya sehingga harus diatur shief WBP yang bekerja diwaktu pagi hingga siang dan diaplus oleh WBP yang bekerja dari siang hingga sore hari.
Sementara itu, Kepala Lapas Kelas I Tangerang Asep Sutandar mengungkapkan bahwa berdirinya Masjid Yang megah dilingkungan Lapas ini tentu membuat warga Binaan khususnya Umat Muslim bisa terus menggali ilmu keagamaan.
“Banyak sekali kegiatan keagamaan yang dilaksanakan dimasjid ini. Para warga binaan juga sangat antusias dalam menjaga maupun merawat lingkungan disini, kebersihan dan keindahan benar-benar ditata dengan baik,” ujarnya.
“Banyak sekali warga binaan yang menghabiskan waktunya di masjid tidak hanya untuk laksanakan sholat tapi juga melaksanakan ibadah lainnya seperti mengaji belajar baca tulis Qur’an, mendengarkan Tausyiah ataupun Ceramah, hingga masjid ini telah melahirkan sosok-sosok yang dulunya tidak begitu paham tentang agama, hingga menjadi paham soal agama, bisa dikatakan matang dan menguasai keagamaan, bahkan ada juga beberapa yang sampai hattam dan bahkan belajar menghafal Al-Qur’an. Masjid ini sangat bermanfaat sekali”.
“Masjid ini juga selalu dimanfaatkan untuk penyelenggaraan peringatan Hari Besar Agama Islam. Sudah banyak penceramah kondang yang menyampaikan ceramah di Masjid ini,” tambahnya.
Perlu diketahui bahwa Penggagas pembangunan kembali Masjid Baitussalam Lapas Kelas I Tangerang yaitu R. Andika Dwi Prasetya yang dahulu menjabat sebagai Kepala Lapas pada Tahun 2017, menuturkan bahwa dirinya terpanggil untuk bisa memperhatikan warga binaan khususnya dalam soal ketersediaan sarpras pendukung kegiatan pembinaan.
“Dahulu saat masjid itu belum sebesar ini, Masjid Baitussalam hanya mampu menampung 300 jamaah. Kalo saat pelaksanaan sholat Jumat turun hujan jamaah yang posisinya berada diluar masjid terpaksa langsung bubar. Karena saat itu jumlah WBP Muslim 2000 lebih. Tentunya kondisi ini sangat memprihatinkan bagaimana kita melihat antusias warga binaan yang ingin sekali beribadah tetapi karna faktor keadaan, niat ibadah mereka tersebut jadi kurang khusyu, oleh sebab itu dahulu saya memberanikan diri mengajak seluruh Jajaran Pegawai maupun Warga Binaan untuk bersama-sama membangun secara mandiri tempat beribadah yang layak, nyaman dan tentram”, pungkasnya. (Red-Dede).

Pos terkait