Kota Tangerang – Baginda Nabi Besar Muhammad SAW adalah Nabi akhir jaman, yang menjadi panutan dan tak akan pernah ada yang mengingkari Kebenarannya. Beliau lah yang menuntun seluruh umat manusia menuju jalan yang terang benderang yang selalu disinari dengan cahaya Islami. Dan dengan perjuangan Beliau jualah, umat manusia bangkit dari jaman jahiliyah menuju jalan yang terang dengan cahaya Islami.
Dan untuk mengenang dan juga memperingati kelahiran dari MANUSIA AGUNG nan MULIA, mahluk ciptaan- Nya yang PALING DISAYANG dan Dikasihi-Nya tersebut, MASJID JAMI AL MU’AWANAH yang berlokasi dijalan Kisamaun, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Sabtu (16/10/2021) menggelar Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1443 Hijriah. Dalam Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW kali ini DKM Jami Al Mu’awanah Kisamaun Kota Tangerang menghadirkan Penceramah dari kawasan Condet, Jakarta Timur yaitu Habib Abdul Qodir Bin Ahmad Al Kaff. Kegiatan Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW oleh masjid Jami Al Mu’awanah Kisamaun Kota Tangerang tersebut dilaksanakan tetap dengan menggunakan standar Prokes Covid-19 bagi para jamaah dan tamu undangan yang hadir.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua umum DKM Jami Al Mu’awanah Kisamaun Kota Tangerang H. Usman Djafar Assegaf, H. Muhammad Yamin Ketua Panitia, H. Uwen Ruswendi, H. Kusma Dimyati, Mahmud Ketua RW 007 Kelurahan Sukasari dan juga Ketua Paguyuban Sedulur Akur (PASAK) Kota Tangerang H. Rais Soetrisno yang juga selaku Kasie Publikasi Masjid Jami Al Mu’awanah Kisamaun Kota Tangerang.
Ketua umum DKM Jami Al Mu’awanah Kisamaun Kota Tangerang H. Usman Djafar Assegaf dalam sambutannya mengatakan bahwa betapa luar biasanya jasa dari Nabi Besar Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia yang ada di dunia ini. Maka sudah sepantasnya kita sebagai umatnya untuk selalu mengenangnya dan berusaha sekuat tenaga untuk mengamalkan apa yang telah diajarkan oleh Beliau.
“Salah satu cara untuk menunjukkan kecintaan kita kepada Nabi Besar Muhammad SAW adalah dengan selalu mengenang hari kelahiran Beliau. Maulid Nabi Besar Muhammad SAW merupakan bentuk penghargaan yang sangat besar kepada Beliau, dan kita harus bangga memiliki hari besar ini,” ujar H. Usman Djafar Assegaf.
Lanjutnya, Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang diadakan setiap tanggal 12 Rabiul Awwal bukan diperingati dengan kegiatan hura-hura yang kurang bermanfaat, tetapi peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW itu diperingati sebagai media untuk meningkatkan KECINTAAN kaum muslimin kepada Rasulullah SAW.
Hal senada juga disampaikan oleh H. Mohammad Yamin Ketua Panitia Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW masjid Jami Al Mu’awanah Kisamaun Kota Tangerang. Menurut H. Yamin, maksud dan tujuan diselenggarakannya Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW ini adalah untuk mengenang kembali Perjuangan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang mengangkat kehidupan masyarakat sebelumnya dari jaman penuh Kegelapan yaitu jaman jahiliyah yang dialami oleh kaum Kafir Qurais kepada jaman yang penuh dengan TERANG BENDERANG dengan cahaya Islami.
“Ajaran yang disampaikan oleh Nabi Besar Muhammad SAW adalah ajaran yang penuh dengan suri tauladan bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini. Sebagai mana yang terdapat pada Surat Al Ahzab ayat 33 : 21,”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) orang-orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Alloh”, tutur H. Yamin, mengingatkan.
Sementara itu, Habib Abdul Qodir Bin Ahmad Al Kaff selaku Penceramah dan pemberi tausyiah Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1443 Hijriah yang diselenggarakan oleh DKM Jami Al Mu’awanah Kisamaun Kota Tangerang, dalam paparan tausyiah nya mengatakan bahwa proses kelahiran dari MANUSIA AGUNG nan MULIA Rasulullah SAW itu ditandai oleh kejadian gejala alam dan mahluk yang ada dimuka bumi pada saat itu dengan kejadian yang sangat istimewa.
“Dalam sebuah riwayat yang shoheh diceritakan bahwa saat menjelang kelahiran Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, dua orang wanita Istimewa dimuka bumi yang sudah wafat selama ribuan tahun dan calon penghuni Surga yaitu ibunda Nabi Isa as Siti Maryam dan juga Asiah istri raja Fir’aun laknatullah “hadir” menyaksikan kelahiran manusia Agung nan Mulia Rasulullah SAW ha hanya untuk mendapatkan rahmat-Nya atas kelahiran manusia paling Mulia yaitu Rasulullah SAW,” terang Habib Abdul Qodir Bin Ahmad Al Kaff.
Habib Abdul Qoqir juga menambahkan bahwa pada saat kelahiran Baginda Rasulullah SAW seluruh patung-patung disekeliling Ka’bah yang dijadikan sesembahan kaum Kafir Qurais pada saatitu seluruhnya tiba-tiba hancur sendiri dan seluruh hewan di muka bumi dapat berbicara seperti bahasa manusia menyambut gembira kelahiran Rasulullah SAW.
“Dan ada satu kisah lagi yang menarik adalah kisah tentang Abu Lahab paman Nabi yang akhirnya menjadi musuh besar Rasulullah SAW dan telah diberitakan matinya akan masuk ke neraka Jahanam dan terus-menerus mendapatkan siksa kubur, menurut sebuah riwayat yang juga shoheh ditangguhkan siksa kubur nya setiap hari Senin. Kenapa demikian, karena Abu Lahab pernah mengungkapkan kegembiraannya saat diberitakan oleh hamba sahayanya atas kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW,” ungkapnya.
“Coba kita bayangkan, bergembira saja menyambut kelahiran Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, si Abu Lahab ditangguhkan siksa kuburnya setiaphari Senin, lalu bagaimana kita umatnya yang selalu memperingati kelahiran Beliau setiap tanggal 12 Rabiul Awwal seperti saat ini kita rayakan dan Peringati bersama-sama dengan penuh kegembiraan. Dan satu hal yang paling terpenting dari peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW ini adalah kita harus tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu biasakan untuk bersholawat kepada Nabi Besar Muhammad SAW setiap hari baik selesai sholat lima waktu, sholat sunnah maupun saat dalam sedang dalam keadaan lainnya. Karena sesungguhnya hanya sholawat kepada Nabi Besar Muhammad SAW sajalah ibadah kita yang tidak akan pernah ditolak oleh Alloh SAW. Sedangkan ibadah lainnya seperti sholat lima waktu, sholat sunnah, ibadah puasa baik wajib maupun sunnah dan juga pergi haji, itu belum tentu diterima oleh Alloh SAW, karena semuanya tergantung pada niat dan hukum serta tata caranya. Karena walaupun niatnya ria pun sholawat kepada Nabi Besar Muhammad SAW itu pasti diterima oleh Alloh SAW,” pungkasnya.(zher).