koranbanten. com – Bulan suci Ramadhan menjadi momentum bagi umat islam untuk memperbanyak ibadah. Hal ini juga yang dilakukan oleh para warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Cilegon.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas IIA Cilegon, Enjat Lukmanul Hakim mengatakan sebanyak 30 orang warga binaan muslim mengikuti kegiatan Khatam Quran di Ramadhan 2023. Selama bulan puasa, menjelang berbuka, usai melaksanakan shalat ashar, hari-hari warga binaan yang menjadi santri di Lapas Cilegon tersebut diisi dengan mengaji.
“Terpilih sebanyak 30 warga binaan dalam kegiatan One day One Juz yang kita gelar selama bulan Ramadhan kali ini. Dengan membaca hingga mengkhatamkan Al Quran, tentunya akan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT,” ujar Kalapas Enjat Lukmanul Hakim, dikonfirmasi di ruang kerja, Selasa (11/04) siang.
Salah satu pesertanya R-H (38 tahun), warga binaan dengan kasus pidana Narkotika ini mengaku sudah dua kali khatam selama menjalankan masa hukumannya di Lapas Cilegon. Bulan puasa ini, baginya menjadi kesempatan untuk mendalami nilai-nilai yang terkandung di dalam Al Quran.
“Selama saya disini (menjadi narapidana di Lapas) Saya sudah dua kali khatam. Khusus di bulan puasa, saya lebih memilih untuk fokus khatam Quran dan mempelajari isinya, dengan membaca tafsir Quran,” ungkapnya.
R-H juga mengatakan, sebelum mendekam di balik jeruji Lapas, dia memang sudah bisa mengaji. Meski dia mengakui, dulu jarang mengaji dan sudah tak ingat kapan terakhir kali mengkhatamkan bacaan Alqurannya.
Selain mengaji, R-H dan warga binaan lainnya juga mengikuti berbagai pembelajaran lainnya dalam kegiatan yang digelar pihak Lapas di Bulan Ramadhan.
Momentum Ramadhan, dijadikan pihak Lapas untuk memberikan pembelajaran agama islam bagi warga binaannya. Mulai dari praktek wudhu, materi maupun praktek shalat, belajar mengaji hingga mendatangkan Ustadz untuk memberikan ceramah keagamaan, menjadi kegiatan rutin yang digelar.
Kepala Seksi Bimbingan Narapidana/Anak Didik (Kasi. Binadik) Lapas Cilegon, Moch. Yudha Triwangga mengungkapkan, para warga binaan yang mengikuti kegiatan tersebut sangat bersemangat. Bagi yang belum bisa mengaji, bahkan diajari dari awal menggunakan buku Iqro.
“Semua kegiatan ini, banyak yang mengaku hanya mereka pelajari setelah menjalankan hukuman di Lapas. Bahkan yang belum bisa mengaji, juga tidak malu untuk memulainya dengan Iqro. Semoga ini menjadi awal yang baik, agar mereka tidak lagi mengulang kesalahan yang pernah diperbuat,” katanya saat turut melihat kegiatan warga binaan mengaji di Masjid Al-Muhajirin Lapas Cilegon.(**)