KORANBANTEN.com – Sejak Januari hingga Februari 2018, produksi panen padi di Kabupaten Lebak mencapai 16.242 hektare gabah kering pungut sehingga dapat menyumbangkan ketahanan pangan masyarakat di daerah tersebut. Panen padi sebanyak 16.242 hektare itu terdiri dari panen padi sawah seluas 15.332 hektare dan panen padi gogo seluas 910 hektare. Diperkirakan panen padi berlangsung hingga Juni mendatang 2018. Hal itu dikatakan Pelaksana Data Statistik pada Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, Supardi di Kantornya, Senin (19/03/2018).
Dijelaskannya, sebagian besar panen padi di Kabupaten Lebak tanam pada November – Oktober 2017 lalu yang tersebar di beberapa Kecamatan di Kabupaten Lebak, diantaranya di Kecamatan Wanasalam, Malingping, Panggarangang, Bayah, Sobang, Muncang, Cileles, Cimarga, Bojongmanik, Cipanas, Leuwidamar, Kalanganyar dan Kecamatan Rangkasbitung.
“Mereka (petani -red) yang memasuki panen padi agar melaksanakan percepatan tanam karena curah hujan cenderung meningkat. Percepatan tanam padi guna mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat juga mendukung swasembada pangan,” katanya.
Masih katanya, dengan panen ini diperkirakan produksi pangan dapat meningkat dan melimpah di sejumlah pasar lokal. ”Kami terus mendorong petani agar meningkatkan produksi karena permintaan pangan cukup tinggi,” ujarnya
Menurutnya, selama ini sektor pertanian masih dilakukan intervensi oleh pemerintah, seperti penyaluran bantuan sarana produksi di antaranya benih unggul, pupuk, pestisida, perbaikan irigasi dan pompa air. Bahkan, penyaluran benih melalui program upaya khusus (Upsus) padi juga bantuan alat-alat pertanian (Alsintan) diantaranya traktor dan alat pengering juga didukung curah hujan tinggi sehingga areal sawah tadah hujan terpenuhi kebutuhan pasokan air.
“Kami minta petani yang panen itu agar cepat melaksanakan gerakan tanam sehingga pada Juli 2018 bisa kembali panen,” pungkasnya. (Ajat)