koranbanten.com – CIBALIUNG, 17 Agustus dua ribu enam belas, seolah tak terpengaruh teriknya matahari, ekspresi gembira terpancar dari wajah ratusan masyarakat cibaliung. Beragam hidangan aren serta permainan yang mengujikekompakan diiringi semarak tarian jaipong yang dinikmati bersama oleh warga cibaliung membuat kemeriahan suasana dalam kebersamaan makin kental terasa. Masyarakat cibaliung tengah menyambut 71 tahun kemerdekaan RI dalam tajuk acara Rayakan Rame-Rame Pesta Aren yang merayakan ciri khas kota ini, yaitu gula aren. Puncak acara perayaan rame-rame pesta rakyat cibaliung (PRC) ini dimeriahkan dengan perayaan bersama keberhasilan masyarakat setempat meraih rekor nasional gula aren terbesar yang menjadi kebanggaan.
Sujana selaku panitia kepada koranbanten.com mengatakan, masyarakat cibaliung sangat menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam kehidupan sehari hari terlebih lagi dalam pembuatan gula aren membutuhkan kerja sama antar para pengrajin. “Kali ini kita ingin merayakan bersama nilai-nilai tersebut agar menjadi suatu pengalaman berkesan bagi masyarakat setempat,” ujarnya.
“Oleh karena itu tercetuslah ide untuk membuat gula aren dengan ukuran yang lebih besar dan bentuk yang berbeda dari biasanya. Berkat dukungan oleh sampoerna kretek, prestasi ini tdak hanya memupuk semangat kebersamaan dan memperkuat pertemanan yang nikmat, seru dan menyenangkan diantara kami, tetapi juga tercacat sebagai rekor Gula aren terbesar dimuseum di rekor dunia indonesia (MURI),” tambah Sujana.
Dari hasil pantauan koranbanten.com dilapangan, gula aren terbesar yang berhasil dibuat dan dihadirkan di Alun-Alun Cibaliung ini memiliki bobot 135 kg, berdiameter cetakan 100 cm, dan tebal cetakan 20cm. “Butuh kerja keras dan bantuan dari kurang lebih 70 orang petani dan pengrajin aren untuk bisa mengumpulkan seribu empat ratus nira serta pembuatan gula aren yang memakan waktu persiapan dan produksi selama kurang lebih delapan hari,” terang Sujana.
Abah Sudin mewakili pelaku industri gula aren yang juga turut ambil bagian dari perayaan hari ini, kepada koranbanten.com mengungkapkan, bahwa suatu kebanggaan tersendiri saat melihat kebersamaan dan hasil kerja keras yang akhirnya bisa menjadi sebuah moment perayaan beramai-ramai. “Sebagai warga Cibaliung yang mencatat sebuah rekor nasional. Prestasi dalam bentuk rekor muri ini memberi motivasi tersendiri bagi kami untuk semakin mengangkat nama Cibaliung tercinta melalui produksi gula aren dengan kualitas terbaik,” katanya.
Mengutip filosofi hidup masyarkat setempat:”Hirup teh kudu masagi kawung” yang berarti hidup manusia harus bermanfaat untuk semua makhluk hidup,maka seiring dengan dilepasnya enam ratus balon hijau ini sebagai simbol perayaan kekayaan bumi Cibaliung, semakin tinggi pula harapan akan masa depan gula aren Cibaliung dipasar dunia. (JUANDA).