KORANBANTEN.COM- Sejumlah Pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berasal dari Desa Pasirloa, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, terpaksa harus menyebrangi Sungai Ciliman dengan menggunakan rakit kayu untuk bisa sampai ke sekolah. Pasalnya, Hal tersebut terpaksa dilakukan para pelajar lantaran satu – satunya Jembatan yang biasa dilalui Ambruk pada hari Jum’at 16 Oktober 2021 lalu.
Sekretaris Desa Pasirloa Ruyat mengatakan, bahwa jembatan Gantung yang Ambruk tersebut merupakan jembatan penghubung antara Desa Pasirloa dengan Kampung Sawera, Desa Karyasari, Kecamatan Sukaresmi. Sedikitnya ada 15 pelajar dari Desa Pasirloa yang sekolah di SMP 1 Sukaresmi, sejak Jembatan Gantung tersebut ambruk mereka terpaksa berangkat ke sekolah dengan menggunakan rakit.
“Sampai dengan saat ini jembatan gantung yang ambruk belum diperbaiki dan belum ada jembatan sementara yang dibangun oleh pemerintah. Untuk itu, msayarakat berinisiatif membuat rakit untuk membantu warga terutama para pelajar yang akan berangkat ke sekolah,” kata Ruyat saat dihubungi Wartawan, Senin (25/10/2021).
Menurut Ruyat, meski warga setempat sudah membuat rakit. Namun, aktifitas warga khususnya para pelajar masih tetap terhambat. Mengingat, rakit yang dibuat tidak mampuh mengangkut barang dan kendaraan, belum lagi jika turun hujan maka debit air sungai akan naik sehingga membuat warga kesulitan untuk menyebrangi sungai.
“Kala pun sudah ada rakit, aktifitas tetap terhambat. Mengingat rakit hanya mampuh mengangkut masyarakat kalo barang – barang seperti kendaraan belum bisa. Belum lagi kalo turun hujan debit air naik makanya banyak yang kesusahan buat menyebrangi Sungai, Ciliman ini” ungkapnya.
Dirinya berharap, pemerintah daerah dapat segera melakukan tindakan untuk membuat jembatan darurat maupun jembatan permanen agar aktifitas masyarakat dapat kembali berjalan dengan normal.
“Iya, harapannya Pemerintah daerah segera membantu memperbaiki atau membuatkan jembatan sementara, karena jembatan ini satu – satunya akses yang sering dilalui masyarakat, baik untuk ke pasar maupun untuk bersekolah,” harapnya.
Sementara itu, Bupati Pandeglang Irna Narulita melalui akun Instagramnya @irnadimyati, menyampaikan bahwa pihaknya melalui Tim Bina Marga DPUPR Kabupaten Pandeglang telah melakukan peninjauan terhadap Jembatan Gantung yang ambruk tersebut.
Irna mengatakan, berdasarkan hasil peninjauan Tim Bina Marga di lokasi, ambruknya Jembatan tersebut diduga bukan karna faktor alam maupun faktor usia kontruksi, melainkan ada oknum yang sengaja mengendorkan baud – baud selling di bagian ujung Jembatan layang tersebut.
“Berdasarkan hasil cek lokasi oleh Tim DPUPR bersama Danramil dan Camat Sindangresmi. Dapat dilaporkan bahwa kejadian tersebut bukan disebabkan karena faktor alam, melainkan ada oknum yang sengaja mengendorkan baud – baud selling di bagian ujung,” kata Irna.
Irna juga mengaku telah memerintahkan kepada DPUPR Kabupaten Pandeglang untuk segera memperbaiki Jembatan Gantung tersebut, agar kegiatan masyarakat bisa kembali berjalan dengan normal.
“Karena Jembatan Gantung ini adalah satu – satunya jalur penghubung terdekat untuk rutinitas masyarakat pada 2 Desa. Maka, kita telah memerintahkan DPUPR agar segera ditangani,” ungkapnya.
Lebih lanjut Irna menyampaikan, bahwa setelah melakukan peninjauan di lokasi, Tim Bina Marga DPUPR selanjutnya akan melakukan penghitungan estimasi biaya. “Dari estimasi biaya tersebut DPUPR akan segera melaksanakan penanganan sementara, jika anggarannya tersedia mudah – mudahan bisa dibangun kembali pada tahun 2022 mendatang,” tandasnya. (Red)