KORANBANTEN.COM-Pengurus Pusat Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PP KB PII) Periode 2019 – 2023 menyelenggarakan pelantikan pengurus di Gedung Krida Bakti, Jakarta, Sabtu, 22 Februari 2020 dihadiri para undangan dari berbagai utusan wilalyah dan tokoh masyarakat.
Kepengurusan baru tersebut merupakan hasil Muktamar ke-6 KB PII yang berlangsung di Yogyakarta, November 2019 dengan Ketua Umum Nasrullah Larada, Sekjen Asep Effendi dan Ketua Dewan Pertimbangan Soetrisno Bachir, serta sederet tokoh mantan aktivis PII yang duduk di berbagai lembaga pemerintahan.
Ketua Umum KB PII Nasrullah Larada yang terpilih secara aklamasi untuk periode ke-2 mengungkapkan, KB PII akan meneruskan peran sebagai perekat umat, menggalakkan kegiatan pendidikan dan meningkatkan peran sosial melalui Lazis dan relawan penanggulangan bencana (Regana).
“Kader PII ada dimana-mana, peran sebagai perekat umat akan terus dilakukan KB PII,” ujar Nasrullah.Selain peran utama sebagai perekat umat dan pendidikan, peran KBPII dalam program sosial kemanusiaan melalui Lazis (Lembaga Amil Zakat Infak dan Sidaqoh) dan relawan penanggulangan bencana (Regana) akan menjadi fokus utama periode kepemimpinannya.
“Peran Regana sudah banyak diakui tapi belum termanage dengan baik. Program ini akan diback up dengan keberadaan LAZIS Catur Bhakti,” tambah Nasrullah.
“Di bidang advokasi dan keadilan, KB PII sudah memiliki LBH Catur Bakti, tahun ini kita meluncurkan LAZiS Catur Bhakti dan meningkatkan peran aktif Regana”, katanya.
Sementara itu Ketua Ketua Dewan Pertimbangan KB PII Soetrisno Bachir meminta KB PII sebagai forum alumni PII tidak hanya berperan membantu peran PII tetapi sudah mengambil peran besar dalam pembinaan umat.
Persoalan terbesar umat Islam menurut Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) adalah masalah ekonomi. Hal ini terjadi karena mindset umat selama ini lebih fokus pada politik. Akibatnya, dalam bidang politik umat Islam kalah berkompetisi, sementara di bidang ekonomi juga mengalami keterpurukan.
“Maka agenda ekonomi harus menjadi agenda utama umat. Dan KB PII harus menjadi penggerak utama,” ujar mantan Ketum Umum Partai Amanat Nasional (PAN).
Soetrisno Bachir memandang, soal utama mengapa umat Islam terpuruk di bidang ekonomi disamping karena terlalu fokus pada pertarungan politik juga karena persoalan mental dan cara pandang terhadap konsep takdir.
“Kita harus mengubah cara pandang tentang konsep takdir. Bahwa Takdir itu kita yang menentukan. Jika kita lemah dalam bidang ekonomi, itu karena selama ini kita tidak pernah fokus membangun ekonomi”, tambahnya.(rls).