Lombok Barat – Paramadina Institute for Education Reform (PIER) Universitas Paramadina bermitra dengan Konrad Adenauer Stiftung (KAS) perwakilan Indonesia dan Timor Leste, menyelenggarakan Pelatihan Guru untuk Pendidikan Demokrasi. Kegiatan yang akan berlangsung dari tanggal 21 – 23 September ini diikuti oleh para guru di Kabupaten Lombok Barat, bertempat di Hotel Aruna Senggigi.
Djayadi Hanan, direktur eksekutif PIER Universitas Paramadina menyampaikan dalam sambutannya, bahwa acara ini diselenggarakan dengan tujuan untuk melatih para guru agar mampu mengajarkan nilai demokrasi secara demokratis. Mengapa ini penting?, karena masih banyak ditemui praktik pengajaran demokrasi yang dilakukan dengan cara-cara yang tidak demokratis. Sehingga demokrasi sekedar diajarkan sebatas transfer of knowledge, membuat para siswa sulit melihat praktik nilai-nilai demokrasi secara nyata.
Dengan adanya pelatihan ini, para siswa sebagai sasaran tidak langsung dari program diharapkan dapat merasakan dan melihat praktik nilai demokrasi di sekolah melalui interaksinya dengan para guru yang telah mengikuti pelatihan ini, baik dalam kegiatan belajar mengajar, maupun dalam kegiatan lain di sekolah. Nilai demokrasi dengan demikian akan mudah dikenali oleh siswa sebagai perilaku nyata yang mudah dirasakan, dilihat, dan dipraktikkan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Barat, H. Nasrun, S.Pd, MM, sangat mendukung program ini. Ada dua hal penting yang ia sampaikan. Pertama, acara ini layak didukung, karena sikap demokratis sangat penting dimiliki para guru dalam melaksanakan belajar-mengajar di zaman ini. Kedua, tentu saja yang lebih penting lagi adalah keseriusan para guru untuk memahami persoalan ini dan mempraktikkannya dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah.
Konrad Adenauer Stiftung (KAS) sebagai mitra utama program ini adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang berasal dari Jerman. KAS telah banyak memiliki pengalaman melakukan kerjasama dengan banyak negara didunia, utamanya dalam isu demokrasi dan hak azasi manusia. Program-program KAS di Indonesia telah melalui ikatan kerjasama yang dilakukan oleh KAS dengan Kementerian Dalam Negeri yang dalam hal ini mewakili otoritas Indonesia.
Dalam pembukaan acara ini, KAS hadir memberikan sambutan secara online, yang dalam hal ini diwakili oleh Ari Dharma Stauss. Ari banyak menjelaskan tentang sejarah KAS dan kiprahnya dalam penanganan masalah-masalah demokrasi dan HAM, di seluruh dunia.
Ari juga menjelaskan bahwa program Pelatihan Guru untuk Pendidikan Demokrasi sepenuhnya dibiayai oleh KAS. Dana yang dipakai oleh KAS untuk berbagai program dukungan pada demokrasi dan HAM di seluruh dunia adalah dana yang diperoleh dari pajak rakyat Jerman.
Kegiatan pelatihan ini masih dalam masa pandemi, meski daerah Lombok Barat masuk dalam zona hijau, pelatihan tetap diselenggarakan dengan penerapan protokol covid 19 secara ketat. Hal ini terlihat dari jumlah peserta yang dibatasi hanya 20 orang. Biasanya pelatihan ini diikuti oleh 30 peserta. Demikian juga dalam setting ruang belajar, peserta duduk dalam jarak yang cukup renggang dan menggunakan masker. Saat registrasi, peserta juga diwajibkan menunjukkan hasil swab antigen dan sertivikat vaksin.
Peserta yang ikut dalam program pelatihan ini adalah para guru ilmu agama, guru IPS dan sejarah.Peserta dipilih dan diberi surat tugas oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Barat.Sementara itu nara sumber atau instruktur pelatihan berasal dari PIER Universitas Paramadina dan Kemendagri. (*/red)