KORANBANTEN.COM-Pembangunan infrastruktur lahan baru dan parkir rumah sakit umum daerah (RSUD) Malingping senilai Rp11.307.887.515.00 kini disoal oleh masyarakat Lebak Selatan. Menurut tokoh pemuda Lebak Selatan, Rizal Iskandar, berdasarkan informasi yang ia peroleh pelaksanaan kegiatan infrastruktur RSUD Malingping diduga menggunakan bahan bakar minyak(BBM) bersubsidi.
Selain itu, dilokasi kegiatan pun pelaksana kegiatan ditenggarai terkesan ingin menutup nutupi besaran nilai proyek. Karena sudah satu pekan berjalan pihak pelaksaan baru memasang papan informasi kegiata, itupun setelah ramai dipertanyakan oleh masyarakat, bahkan pemasangan papan informasi tersebut terkesan buru buru dan dipaksakan, karena papan informasi yang dipasang tidak sesuai dengan spek yang ada di RAB.
“Yang pertama kita pertanyakan persoalan BBM yang digunakan oleh alat berat. Indikasinya BBM yang digunakan menggubakan BBM subsidi, kita akan coba minta surat surat resmi asal usul BBM-nya dari mana, persoalan lain juga papan informasi kegiatan baru dipasang kemarin, itupun setelah dipertanyakan oleh masyarakat. Bahkan, terkesan pemasanganya terburu buru, karena papan informasinya tidak sesuai dengan spek dalam RAB, yakni harus menggunakan triplek 9 mm dengan ukuran 120×240 cm, serta kayu 5/7 kelas lll, dan list alumunium u 12 mm,”kata Rizal Iskandar kepada wartawan, Ahad(17/09/2023).
Namun yang terjadi dilapangan kata Rizal informasi kegiatan yang dipasang hanya menggunakan banner yang dicetak dan memakai kayu penyangga. Kata Rizal, persoalan yang terjadi dilokasi juga nampaknya para pekerja tidak menggunakan alat alat perlindungan kerja yang sesuai standar.
Ia mengharapkan agar pelaksana kegiatan yaitu CV Abra Utama tidak main main dalam melakukan pekerjaan, apalagi terkesan asal asalan. Karena pada nantinya yang menggunakan adalah masyarakat, jadi ia berharap agar pekerjaanya dilakukan secara maksimal, dengan harapan kekuatanta kelak akan bertahan lama.
“Informasi kegiatan baru dipasang kemarin, setelah dipertanyakan oleh masyarakat, seharusnya sedari awal dipasang. Nah itupun terkesan terburu buru, karena papan informasi saja tidak sesuai dengan spek yang ada di RAB,”ucap Rizal.
Sementara itu, Redi dan Sisko selaku pihak yang disebut sebut sebagai penanggung jawab kegiatan dari CV Abra Utama enggan memberikan komentar terkait persoalan pelaksanaan pembangunan infrastruktur RSUD Malingping. Karena keduanya menjawab pesan yang dikirimkan wartawan melalui aplikasi Whatsapp, padahal pada WA Siskto terdapat centang dua biru tanda terbaca, bahkan beberapa kali dihubungi melalui sambungan telepon, selalu tidak diangkat.
Hanya satu orang yang juga disebut sebut sebagai perwakilan pelaksana bernama Yoga yang menjawab pesan dari wartawan. Akan tetapi, Yoga mengaku persoalan kegiatan pembangunan RSUD Malingping bukanlah kewenangannya.
“Maaf bukan kewenangan saya,”kata singkat.
Sekedar diketahui, berdasarkan papan informasi yang tertera pemerintah Provinsi Banten, melalui Dinas Kesehatan mengucururkan anggaran sebesar Rp.11.307.887.515.00 untuk pembangunan infrastruktur lahan baru dan parkir RSUD Malingping, dengan konsultan perencana PT Zhafira Arta Konsulindo, serta konsultan pengawas PT Fajar Konsulta, dan dilaksanakan oleh CV Abra Utama. Saat ini pekerjaan dilapangan baru tahap pemerataan lahan.(Fk)