KORANBANTEN.COM- Tangsel, DIketahui awal sejarah berdirinya Masjid At Taqwa atas dasar masterplain dan di sahkan oleh Bupati Tangerang Ismet Iskandar pada tahun 1981 dengan menggunakan tanah milik PT Pertamina.
“ Perumahan PT Pertamina yang berada di Desa Pondok Ranji Ciputat kala itu kebetulan posisinya strategis dan dipinggir jalan, luasnya sekitar 60 x 50 m atau sekitar 3000 meter persegi dan sudah di patok,” ujar H Suyatno.
Menurutnya, awal di fungsikan sebetulnya untuk kebutuhan sarana ibadah seluruh karyawan PT Pertamina khususnya yang tinggal di perumahan Pertamina Pondok Ranji Ciputat saat itu.
Masih kata H Suyatno jika status tanahnya adalah fasos fasum dan berdasarkan Pengelola No.104 BP No.74 tanggal 12 Mei 1981 dan waktu itu masjid sangat kecil dengan ukuran 12 x 12 tahun 1983.
“ Setelah surat ini di sahkan oleh direktur Pertamina waktu itu, dan saya ketua DKM generasi ketiga, setelah pak Abdul Aziz, lalu pak Yusup Amin kemudian saya dan semua pensiunan pertamina di Jakarta sejak tahun 1986,” kata Suyatno.
Dikatakan H Suyatno lantaran kapasitas Masjid Jami At Taqwa tak muat akibatnya di perluas menjadi 40 x 40 dan waktu itu kapasitas mencapai 250 jama’ah .
“ Kalau dahulu hanya 120 kapasitas lalu Masjid di perluas lagi pada tahun 1994 dan jamaah pun bertambah menjadi 400 kemudian di tahun 2000 ditingkatkan kembali menjadi 800 jamaah tertampung,” sambungnya.
Berdasarkan keterangannya diketahui jika Masjid At Taqwa pada bulan Februari tahun 2021 barulah di laksanakant pembangunan dan pengembangan daya tampung jamaah sebanyak 1500 jamaah mengingat lokasi masjid yang strategis .
“ Saat ini kapasitas parkir mobil baru berkisar 60 dan motor hanya tertampung 200 motor, konsep dan design sudah dibantu oleh arsitek juga para konsultan,” tegas H Suyatno.
Konsep bangunannya sesuai gambar yang diperbantukan oleh konsultan dan arsitek yang bekerja sesuai harapan seluruh panitia. “ Tapi kami juga masih berharap adanya donasi bantuan dari masyarakat dan pemerintah daerah, pembangunan ini sudah 65 % masih tersisa dibagian kubah dan finishing sementara menara tinggal 2 lagi,” cetusnya.
Sebelumnya ketua panitia pembangunan Masjid Jami At Taqwa H Mulyadi Hidayat SH MH menjelaskan kebutuhan anggaran yang diperlukan masih sekitar Rp,2 Miliar lebih karena adanya tambahan Kubah, menara dan finishing lantai berkeramik .
“ Alhamdullilah, disini sudah ada balai gedung pertemuan yang disewakan secara infaq sesuai kemampuan masyaraat untuk memanfaatkannya. Ya, untuk hajatan, rapat rapat besar, pertemuan keluarga besar bisa dilakukan di Masjid Jami At Taqwa,” tambah H Mulyadi .
H Mulyadi juga berpesan terutama kepada pemerintah daerah supaya bisa ikutan berempati atas kebutuhan Masjid At Taqwa. “ Sebenarnya kami tinggal menunggu balasan kepastian karena sudah disurati ajuan dan usulannya agar terealisasi penyelesaian pembangunannya,” tandas H Mulyadi
Ia pun berharap Masjid Jami At Taqwa bukan hanya lebih baik dan lebih megah namun bisa bermanfaat bagi umat Islam yang berada di wilayah Pondok Ranji Kecamatan Ciputat Timur (Sebelumnya Ciputat) .
“ Visi dan misi Masjid itu kan pertama untuk ibadah, kegiatan sosial, memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat khusus sekitar kawasan masjid dan umumnya masyarakat Kota Tangerang Selatan, “ tutur pria yang bekerja di era Sutowo sebagai direktur PT Pertamina dan juga ketua SPSI PT Pertamina.
H Mulyadi Hidayat pun bercerita saat dirinya masih aktif di PT Pertamina dan ditempatkan di Medan, Sumatera Utara. “ Orang di komplek ini semuanya pensiunan PT Pertamina barangkali masih ada yang aktif dan sejak 2010 saya sudah menetap di Perumahan Pertamina,” tegas H. Mulyadi.
Sementara Humas Masjid Jami At Taqwa M Yamin SE menyatakan pembangunan Masjid Jami At Taqwa terbangun berkat swadaya masyarakat dan beberapa lembaga melalui dana CSR.
“ Secara keseluruhan pembangunan diperkirakan masih membutuhkan biaya sebesar 2 Miliar lebih dan insyaAllah menjadi icon religius karena keindahan dan kemegahannya sesuai desain awal akan menjadi daya tarik dan kebanggaan umat muslim di Ciputat Timur,” tegas Yamin
Berdasarkan isu yang berkembang diluar, bahwa pembangunannya sempat mangkrak. Menurut Yamin pembangunan bukan mangkrak, namun karena memang anggaran yang dibutuhkan sangat besar, sehingga terhenti karena kosong anggarannya tahun lalu.
“Sudah saya sampaikan kepada pemerintah Kota Tangerang Selatan harus dikucurkan anggaran bantuan ke Masjid Jami At Taqwa dan bisa berfungsi. Alhamdulillah juga Dinas terkait sudah turun beberapa kali kelokasi,” pungkas Yamin yang berharap Fasos Fasum dan aset PT Pertamina seperti Pasar Pertamina dapat juga dikelola secara syariah dan mandiri oleh APPSI dan Koperasi Pasar Pertamina.(red/rls)