“Karena di dalam pelatihan tersebut, bisa membangun skill dan mengembangkan potensi yang dimiliki masing-masing individu.
Pada umumnya, lanjut Urip, masyarakat Kota Serang harus meningkatkan skill terlebih dahulu, agar dapat berkerja dan bisa menurunkan angka pengangguran di Kota Serang yang masih tinggi. “Sebelum mereka siap diperkerjakan, harus diberikan pelatihan terlebih dahulu. Karena pabrik manapun tidak akan menolak pegawai yang memiliki sertifikat kerja, dan teruji kinerja maupun kemampuannya,” jelasnya.
Ia mengaku, meski mayoritas masyarakat Kota Serang memiliki riwayat pendidikan pada jenjang SMA ataupun SMK, tapi untuk kemampuan dan skill dalam berkerja, Pemkot Serang berani tanding.“Kita pun akan tegur BBLKI dan menutup apabila tidak bermanfaat. Tapi terbukti setelah BBLKI ada, makin banyak pegawai dari Kota Serang yang berpestasi. Makanya, Kita juga support BBLKI ini, karena ada timbal balik satu sama lain,” ucapnya.
Di tempat sama, Kepala Bidang Penyelenggaraan dan Pemberdayaan BBLKI Serang, Toto Suprawoto mengatakan, BBLKI Kota Serang hanya menerima masyarakat Kota Serang yang mengikuti pelatihan kerja.
“Karena kita tidak ingin membuat Pemkot Serang menjadi kecewa. Kita juga ingin membantu dalam menurunkan angka pengangguran di Kota Serang pada tiap tahun,” paparnya.
Di Kota Serang, lanjut Toto, semua masyarakat di tiap Kecamatan telah menjadi binaan dari BBLKI Kota Serang. Walaupun belum semua kelurahan menjadi binaan BBLKI Kota Serang, namun peserta binaan BBLKI memiliki potensi dalam dunia kerja.“Baru terdapat sekitar 15 kelurahan saja yang menjadi binaan BBLKI Kota Serang. Tapi kita pun terus melakukan sosialisasi pentingnya dari pelatihan kerja ini,” pungkasnya. @DF