KORANBANTEN.COM-Keberadaan pabrik pengolahan minyak kelapa sawit PT Selago Makmur Plantation di wilayah Kelurahan Gunungsugih Cilegon dan Kecamatan Anyar yang sudah berdiri sekitar 4 tahun ini, ternyata masih mendapat sorotan negatif dari warga sekitarnya.
Warga sekitar menilai PT Selago Makmur selama ini kurang menghargai SDM lokal dan juga tertutup dalam hal peluang kegiatan usaha. Hal ini seperti ditegaskan Eka Yulianto, Ketua Karang Taruna Kecamatan Anyar kepada wartawan, Senin (15/3).
Eka menyatakan mengecam keras kebijakan manajemen PT Selago Makmur yang selama ini tidak menghargai SDM lokal. Penyebabnya, selama ini kebijakan manajemen perusahaan tersebut banyak melahirkan ketidakadilan.
“Awalnya kami warga sangat mendukung dan berharap besar terus tumbuhnya industri di sekitar kami, agar bisa membawa kebaikan, tapi faktanya bertolak belakang dari harapan itu. Tahun lalu kasus PHK puluhan karyawan lokal terjadi, eh ternyata PT Selago malah merekrut karyawan dari luar daerah. Ini kan sudah menyakiti kami warga sekitar,” ungkap Eka.
Kekecewaan serupa juga ditegaskan oleh Ketua Pemuda Pancasila PAC Kecamatan Anyar, Ues Abu Bakar. Ues bahkan menuding adanya praktik nepotisme dan merendahkan SDM lokal dalam rekrutmen tenaga kerja yang dilakukan PT Selago Makmur baru-baru ini.
“Kami dapat data dan informasi, baru-baru bulan kemarin (Februari-red) PT Selago melakukan rekrutmen karyawan baru sekitar 20-an orang, tapi ternyata karyawan dari lokal hanya 5 orang, itu pun hanya dari Gunungsugih, sedangkan dari wilayah Kecamatan Anyer tidak ada yang diterima. Ini jelas pelecehan dan menganggap rendah kualitas SDM lokal,” tegas Ues menambahkan.
Ues juga mengaku pihak Manajemen PT Selago Makmur Plantation selama ini menutup komunikasi dengan pihaknya. Karena itu, sejumlah elemen masyarakat di Kecamatan Anyer akan bergabung untuk gerakan aksi sebagai bentuk protes.
“Saya menilai telah terjadi diskriminasi terhadap pekerja maupun pengusaha lokal, karena itu terbukti dengan banyaknya tenaga kerja dan vendor dari luar daerah. Ada indikasi kuat, beberapa oknum manajemen bersikap nepotisme, menutup peluang usaha dan menganaktirikan potensi lokal di Anyer khususnya. Kami sudah mulai marah, dan jangan salahkan kami jika kami akan turun aksi dan mengusir mereka dari tanah kami ini,” ujar Ues lantang.
Di lain pihak, Ketua LSM Putera Selat Sunda (PASS), Aang Noh juga mengaku masih berharap agar manajemen PT Selago Makmur membuka diri dan mau mengakomodir keinginan warga lokal Kecamatan Anyar.
“Agar rasa keadilan pekerja dan pengusaha lokal bisa terpenuhi, kami ingin dilakukan musyawarah bersama antara kami warga dengan pihak perusahaan secepatnya, dengan tujuan mencari solusi yang terbaik,” imbuh Aang.
“Sebelumnya kami berharap, dengan hadirnya perusahaan tersebut bisa menciptakan ladang usaha, bagi pekerja maupun pengusaha lokal, namun dengan seiringnya waktu, harapan besar warga di Anyer hanya menjadi angan-angan saja, karena pada praktiknya PT Selago Makmur selama ini tidak mengakomodir potensi lokal dengan selayaknya,” tegas Aang. (Yud)